Tiga problematika itu merupakan faktor terbesar yang menghambat proses pembelajaran. Melihat problematika tersebut, Kepala Sekolah SDN Cidokom 03 menentukan strategi agar pembelajaran tetap efektif dan mengedepankan keselamatan.Â
Strategi yang dibuat adalah dengan melakukan sistem pembelajaran Luring bergilir. Setiap kelas memiliki jadwal masuknya tersendiri, yaitu 2 hari belajar secara Luring dalam satu minggu. Dengan begitu, siswa tidak masuk di waktu yang sama guna menghindari kerumunan.
Selama program KMP berlangsung, banyak kegiatan yang dilakukan. Saya yang diamanahkan mendampingi guru kelas 3, lebih berfokus pada penguatan literasi dan numerasi, sebab ada 3 orang siswa di kelas 3 yang seluruhnya berjumlah 8 orang belum bisa membaca dan berhitung. Pembelajaran yang dilakukan lebih memperbanyak latihan membaca dan berhitung agar siswa dapat memahami materi-materi selajutnya. Hal itu dikarenakan, keterampilan membaca dan berhitung merupakan dasar yang harus dikuasai oleh siswa.
Pelajaran tambahan itu diisi dengan penanaman nilai-nilai karakter, seperti cinta kepada tanah air, rasa kepemilikan terhadap kearifan lokal melalui permainan tradisional dan lagu-lagu pupuh, dan lain-lain. Tentu, ide tersebut disambut baik oleh siswa dan sekolah.
Tentu penambahan kuantitas siswa dalam KBM menjadi salah satu pencapaian yang diharapkan oleh Kemdikbud RI. Kemdikbud RI menekankan bahwa menjaga motivasi siswa untuk terus giat belajar adalah kunci utama kesuksesan program KMP ini.
Dengan demikian, program KMP yang salah satunya berlangsung di SDN Cidokom 03 dapat membantu pembelajaran di masa pandemi Covid-19, seperti membuat minat literasi siswa meningkat, meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, dan mampu menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa.
Ditulis oleh Rahmawati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H