Mohon tunggu...
Rahmawanti Suprehanto
Rahmawanti Suprehanto Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa D3 Kebidanan Unisa Yogyakarta

Semoga dapat berbagi manfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melihat Sisi Baik Covid-19

18 November 2021   12:35 Diperbarui: 18 November 2021   13:12 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi covid yang terus memakan korban kembali mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan memelihara kehidupan. Pada dasarnya kita manusia tidak pernah lepas dari kata belajar meskipun dalam keadaan yang paling buruk sekalipun kita tetap dituntut untuk belajar. Kita harus belajar dari musibah dan kegagalan bahkan ketika sudah sukses dan memiliki kecerdasan kita masih membutuhkan belajar. 

Termasuk ketika pandemi covid-19 ini terjadi banyak hal yang sebenarnya bisa kita ambil seperti dalam pidato Ketua umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. dasar orientasi dalam menyikapi pandemi, sekaligus mengembangkan sikap luhur pasca pandemi karena sangat bermakna bagi kehidupan bersama umat manusia diantaranya:

1. Nilai ketauhidan untuk kemanusiaan 

Muhammadiyah memandang relasi antara "ablun min Allh" dan "ablun min al-ns" itu saling terkoneksi yang harus membuahkan segala wujud kebaikan dalam kehidupan. Di dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada Pokok Pikiran pertama terkandung pernyataan, "Hidup Manusia harus berdasar Tauhid (meng-esa-kan Allah): ber-Tuhan, beribadah, serta tunduk dan taat hanya kepada Allah." 

Sedangkan pada Pokok Pikiran kedua disebutkan, "Hidup manusia itu bermasyarakat", serta pada Pokok Pikiran keempat dinyatakan: "Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib sebagai ibadat kepada Allah SWT dan berbuat ihsan kepada sesama manusia."- Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si.

Hal ini menjadi pengingat bahwa kita dalam menyikapi pandemi harus berserah diri kepada Allah karena segala sesuatu yang hidup di dunia pasti akan mati. Namun, bukan berarti kita sebagai manusia tidak melakukan apapun dan menunggu ajal kita di ambil oleh Sang Pencipta. Kita sebagai manusia harus terus berupaya dengan menjaga kesehatan, makan makanan yang sehat, rajin berolahraga, dan menjaga kebersihan. Selain itu ketika pandemi ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya berbagi dan saling tolong menolong ketika ada orang lain yang membutuhkan meskipun dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk bertatap muka langsung.

2. Nilai pemuliaan manusia

Manusia harus menggunakan akal-budinya dengan baik agar tidak berperangai seperti hewan, sebagaimana peringatan Allah dalam Al-Quran yang artinya: "Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah" (Q.S. Al-A'rf: 179).

Kembali lagi bahwa manusia diberikan kelebihan dari makhluk Allah yang lain berupa akal pikiran dimana ketika menghadapi sebuah permasalah manusia bisa befikir jalan keluarnya. Termasuk ketika pandemi ini berlangsung manusia terus berikhtiar dengan mulai menciptakan sebuah vaksin kemudian menggunakan alat pelindung diri dengan adaptasi kebiasaan yang baru.

3. Nilai persaudaraan dan kebersamaan

"Barangsiapa yang melapangkan salah satu kesusahan di dunia dari seorang mukmin, maka Allah akan melapangkan darinya salah satu kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa yang memudahkan atas kesulitan orang lain, maka Allah akan memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selagi hamba tersebut menolong saudaranya" (H.R. Muslim dari Abu Hurairah).

Pandemi covid ini merupakan sebuah rantai permasalahan yang tidak bisa diselesaikan sendiri dengan cepat. Semua orang memiliki beban tanggung jawab yang sama dalam menghadapi corona tersebut. Kita tidak perlu saling tuding menuding untuk mecari siapa yang pantas untuk disalahkan atas keadaan ini. Kita harus terus bersatu, saling menjaga dan bergotong royong bahu membahu agar pandemi ini cepat berakhir.

4. Nilai kasih sayang

Pandemi covid ini juga mengajarkan kita tentang nilai kasih sayang sesama umat manusia. Saling berbagi semampu kita saja, ketika kita memiliki harta yang lebih kita berikan sebagian kepada mereka yang kesulitan. Namun, ketika kita tidak memiliki kelebihan harta sebuah ilmu yang bermanfaat mungkin lebih dari cukup sebagai bekal mereka dalam hidup. Justru dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan sudah merupakan bentuk kasih sayang kita kepada orang lain di masa pandemi ini.

5. Nilai tengahan atau moderat

Di dalam diktum Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua antara lain disebutkan, bahwa: "Dengan gerakan pencerahan Muhammadiyah terus bergerak dalam mengemban misi dakwah dan tajdid untuk menghadirkan Islam sebagai ajaran yang mengembangkan sikap tengahan (wasaiyyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati harkat martabat kemanusiaan laki-laki maupun perempuan, mencerdaskan kehidupan bangsa, menjunjungtinggi akhlak mulia, dan memajukan kehidupan umat manusia. 

Komitmen Muhammadiyah tersebut menunjukkan karakter gerakan Islam yang dinamis dan progresif dalam menjawab tantangan zaman, tanpa harus kehilangan identitas dan rujukan Islam yang autentik.".

Nilai tengahan yang dimaksud adalah sebagaimana kita dalam bersikap menghadapi pandemi ini kita ambil nilai tengah yaitu dengan tidak takut secara berlebihan dan tidak pula terlalu berani. Karena ketika sesorang merasa takut berlebihan justru akan berdampak buruk baik dari segi kesehatan jasmani dan rohani. 

Biasanya ketakutan yang berlebihan juga malah menimbulkan masalah bagi orang lain dimana sering kita temui beberapa kalangan sampai melakukan panic buying sehingga orang lain jadi kesulitan. Selain itu terlalu berani atau nekat tanpa memikirkan dampak yang terjadi juga berdampak buruk.

6. Nilai kesungguhan berusaha

Berbekal tekad dan ikhtiar yang sungguh-sungguh, bersatu, dan optimis maka Allah akan meringankan beban hidup dan membuka jalan kesulitan menjadi kemudahan. Teologi "Al-Insyir" penting dijadikan rujukan dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan masalah-masalah kehidupan lainnya yang selama ini menjadi beban berat bersama. 

Selama manusia terus gigih berikhtiar dan tawakal, atas pertolongan dan kasih sayang Allah maka beban hidup dan kesulitan akan berbuah menjadi jalan lapang dan kemudahan (Q.S. Al-Insyir: 1-8).

Meskipun pandemi ini adalah tangung jawab yang harus dipikul bersama kita harus sadar bahwa sebuah keberhasilan sebuah perubahan harus  dimulai dari diri sendiri. Kita harus terus berusaha untuk menjadikan dunia ini lebih baik dan kembali hidup dengan normal.

7. Nilai keilmuan dan ilmiah

Kita kembali lagi pada kenyataan manusia harus terus belajar karena dengan berbekal ilmu kita bisa selamat. Bahkan dalam Al-Quran telah dijelaskan bahwa Tuhan akan meninggikan derajat orang-orang berilmu. Kita sendiri dapat melihat dan bahkan merasakan manfaatnya ketika covid-19 ini menerjang para ilmuan dengan kecerdasannya mampu menciptakan beberapa vaksin.

8. Nilai kemajuan

Islam sejatinya agama yang mengajarkan kemajuan hidup umat manusia. Banyak sekali pesan penting ajaran Islam tentang kemajuan dalam Al-Quran dan Sunah maupun jejak (tura) sejarah Islam, sehingga dapat dikatakan bahwa Islam adalah agama yang berkemajuan (dn al-aarah, the religion of progress). 

Kemajuan menurut ajaran Islam ialah segala kebaikan dan keutamaan yang multiaspek dan melahirkan kemaslahatan hidup bagi seluruh umat manusia dan rahmat bagi semesta alam. Kemajuan yang membawa kebahagiaan dan keselamatan hidup manusia di dunia dan akhirat.

Entah pandemi ini akan usai cepat atau lambat setidaknya banyak sekali yang bisa kita dapatkan dan pelajari. Berbagai manfaat sebenarnya kita rasakan karena dari pandemi ini berbagai kemajuan dalam berfikir dan memandang segala sesuatu jadi tidak melulu soal dampaknya nyatanya kita masih bisa melihat dari berbagai segi positif. Dengan adanya pandemi ini peningkatan tekhnologi jadi semakin berkembang pesat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun