Pandemi covid yang terus memakan korban kembali mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan memelihara kehidupan. Pada dasarnya kita manusia tidak pernah lepas dari kata belajar meskipun dalam keadaan yang paling buruk sekalipun kita tetap dituntut untuk belajar. Kita harus belajar dari musibah dan kegagalan bahkan ketika sudah sukses dan memiliki kecerdasan kita masih membutuhkan belajar.Â
Termasuk ketika pandemi covid-19 ini terjadi banyak hal yang sebenarnya bisa kita ambil seperti dalam pidato Ketua umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. dasar orientasi dalam menyikapi pandemi, sekaligus mengembangkan sikap luhur pasca pandemi karena sangat bermakna bagi kehidupan bersama umat manusia diantaranya:
1. Nilai ketauhidan untuk kemanusiaanÂ
Muhammadiyah memandang relasi antara "ablun min Allh" dan "ablun min al-ns" itu saling terkoneksi yang harus membuahkan segala wujud kebaikan dalam kehidupan. Di dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada Pokok Pikiran pertama terkandung pernyataan, "Hidup Manusia harus berdasar Tauhid (meng-esa-kan Allah): ber-Tuhan, beribadah, serta tunduk dan taat hanya kepada Allah."Â
Sedangkan pada Pokok Pikiran kedua disebutkan, "Hidup manusia itu bermasyarakat", serta pada Pokok Pikiran keempat dinyatakan: "Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib sebagai ibadat kepada Allah SWT dan berbuat ihsan kepada sesama manusia."- Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si.
Hal ini menjadi pengingat bahwa kita dalam menyikapi pandemi harus berserah diri kepada Allah karena segala sesuatu yang hidup di dunia pasti akan mati. Namun, bukan berarti kita sebagai manusia tidak melakukan apapun dan menunggu ajal kita di ambil oleh Sang Pencipta. Kita sebagai manusia harus terus berupaya dengan menjaga kesehatan, makan makanan yang sehat, rajin berolahraga, dan menjaga kebersihan. Selain itu ketika pandemi ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya berbagi dan saling tolong menolong ketika ada orang lain yang membutuhkan meskipun dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk bertatap muka langsung.
2. Nilai pemuliaan manusia
Manusia harus menggunakan akal-budinya dengan baik agar tidak berperangai seperti hewan, sebagaimana peringatan Allah dalam Al-Quran yang artinya: "Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah" (Q.S. Al-A'rf: 179).
Kembali lagi bahwa manusia diberikan kelebihan dari makhluk Allah yang lain berupa akal pikiran dimana ketika menghadapi sebuah permasalah manusia bisa befikir jalan keluarnya. Termasuk ketika pandemi ini berlangsung manusia terus berikhtiar dengan mulai menciptakan sebuah vaksin kemudian menggunakan alat pelindung diri dengan adaptasi kebiasaan yang baru.
3. Nilai persaudaraan dan kebersamaan
"Barangsiapa yang melapangkan salah satu kesusahan di dunia dari seorang mukmin, maka Allah akan melapangkan darinya salah satu kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa yang memudahkan atas kesulitan orang lain, maka Allah akan memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selagi hamba tersebut menolong saudaranya" (H.R. Muslim dari Abu Hurairah).