Moderat beragama bukan berarti kita ikut campur dengan agama lain, tetapi kita hanya sekedar memahami perbedaan yang dimilikinya. Indonesia dapat dikatakan sebagai laboratorium yang paling efektif untuk berdialog tentang toleransi. Karena keberagaman di negeri ini mampu bersandingan tanpa menjatuhkan satu sama lain, atau yang lebih dikenal dengan falsafah Pancasila.
"Toleransi yang kita pegang tidak perlu mengubah identitas kita, hanya saja, ketika seseorang sudah mengobrak-abrik rumah kita berarti ia sudah melewati batas toleransinya", tutur Aryanto Nugroho.
Sementara itu, Pendeta Aryanto yang merupakan Ketua Gereja JAGI (Jemaat Allah Global Indonesia) menjelaskan bahwa ada tiga pendekatan yang harus diambil dalam memahami moderasi beragama, diantaranya yaitu memahami bahasa, tafsir, dan kemanusiaan. Di penghujung acara, beliau menyampaikan, "saya bersyukur bisa bertemu santri di Hari Santri. Semoga kita bersama bisa mewujudkan Indonesia jaya".
(Binti Farida/ed Rahma/kel.10)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H