Mohon tunggu...
Rahmatullah Usman
Rahmatullah Usman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar Di Jakfi Nusantara

Membacalah dan Menulis, engkau akan menemukan diriMu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pembaharuan Pemikiran Islam dan Pribumisasi Islam Ala Cak Nur dan Gus Dur

19 Februari 2021   14:25 Diperbarui: 19 Februari 2021   14:54 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Oleha karena itu konsekuensi dari gagasan kemajuan ini ialah sikap terbuka dan mental yang kuat "epistemologi".Agar umat siap untuk menjalani perkembangan zaman,dan ikut membangun kehidupannya, kesiapan itu terlihat dari cara pandangannya terhadap dunia,yang terkait dengan epistemologinya, cara pandangan mengenai kemajuan adalah konseskuen dari kahidupan diniawi,dan mungkin suatu nilai dari keimanan itu sendiri,bagaimana iman itu kita kaitkan dengan alam semesta dan iman sebagai dorongan untuk kemajuan umat. 

Dan kita akan melihat nilai dari kerangka epistemologi Cak Nur ini,dalam dalam kemajuan zaman dalam aspek kaindonesiaan kita yang terakit dengan keislaman dan tradisional,sebagai basis kultural masyarakat kita,dengan gagasan Gus Dur "pribumisasi islam". 

Gagasan pribumisasi islam yang menjadi pelopornya ialah Gus Dur,gagasan ini untuk mencairakan pola karakter islam sebagai suatu yang normative dan paraktik keagamaan yang menjadi suatu kontekstual. Disini kita melihat bahwa bagaimana islam sebagai suatu yang normative bisa dihubungkan dengan hal yang dinamis "kultural",kontekstual. 

Dari segi normative itu dari Tuhan dan diakomodasi kedalam kebudayaan yang berasal dari manusia tanpa menghilangkan identitas masing-masing.

Jadi ada katerkaitan dengan islam yang murni dari Tuhan dan budaya dari manusia, oleh karena itu aspek vertical dan aspek horisontal bisa saling berjalan,dan tentu ini dalam kerangka epistemologi yang telah kita bahas sebelumunya. 

Budaya sebagai jati diri nusantara kita dan islam sebagai kayakinan masyarakat, aspek budaya sebagai system masyarakat,dan islam itu sendiri menjadi kekuatan dalam berbudaya dan saling menghargai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun