Kedua argumentative filosofis. Sebagai sebuah agama doktrin tidak dapat di pungkiri islam sebagai agama dogma yaitu pokok ajaran (tentang kepercayaan dan sebagainya) yang harus diterima sebagai hal yang benar dan baik, tidak boleh dibantah dan diragukan, tetapi pada akhirnya semua semua yang terdapat dalam islam bersifat argumentative yaitu memiliki alasan yang dapat dibuktikan baik tentang kebenarannya maupun tentang nilai kebaikan yang presisi untuk manusia.Â
Contohnya pada setiap larangan yang ada pada syariat pasti di tujukan untuk kebaikan manusia itu sendiri. Misalnya larangan minuman khamar atau minuman yang memabukan.Â
Islam melarang setiap muslim mengkonsumsi minuman keras di karenakan islam menjunjung tinggi keberadaan akal manusia yang harus di rawat dan di jaga sebagai bentuk keunggulan manusia di bandingkan mahluk yang lain. Argumentasi syariat ini adalah bahwa minuman keras mampu membuat manusia kehilangan akalnya.
Orang mabuk tidak menyadari apa yang diucapkannya maupun apa yang di lakukannya. Bentuk pelarangan ini adalah upaya pencegahan dari keburukan yang akan menimpa manusia efek dari minuman keras. Begitu juga dengan syariat lainnya yang di tujukan untuk kebaikan manusia.
Bersikap rasional dalam berislam sangatlah penting agar manusia bisa memaksimalkan fungsi akal yang telah di anugrahkan Allah kepadanya. Sehingga keyakinan yang ada di dukung oleh pikiran sehat dan mampu menangkap pesan Allah dalam setiap perintahNya.Â
Agar potensi fitrah manusia yaitu menggunakan akal sehat menjadi jalan untuk mencapai TuhanNya. Cinta yang di dasari dengan akal sehat akan menghasilkan cinta yang murni dan apa adanya. Karena itu yang sebetulnya di harapkan Allah SWT.Wallahu a'lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H