Mohon tunggu...
Rachmatullah Rusli
Rachmatullah Rusli Mohon Tunggu... Dosen - dosen tetap di universitas Pamulang

Seorang dai kemanusiaan dan juga seorang dosen tetap di UNPAM. Aktifis di bidang sosial kemanusiaan serta aktif mengajak masyarakat untuk kembali kepada fitah kemanusiaan, dalam meraih kebahagiaan yang hakiki.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Egoisme Bukan Fitrah Manusia

29 Agustus 2022   19:35 Diperbarui: 29 Agustus 2022   19:48 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Peran dalam kehidupan adalah sarana kebermanfaatan untuk orang lain

Allah jadikan manusia 2 jenis laki-laki dan perempuan. Serta Allah memberikan kelebihan dan kekurangan masing masing.   Laki laki Allah ciptakan dengan fisik yang kuat tidak sama dengan perempuan yang Allah ciptakan fisik tidak sekuat laki-laki. 

Sehinnga pertanggung jawabannya di hadapan Allah akan berbeda sesuai dengan perannya masing masing (ali imron : 36). Ketika Allah persatukan laki-laki dan perempuan maka berubahlah peran mereka menjadi suami dan istri. Ketika Allah anugrahkan mereka anak maka mereka memerankan sebagai sosok orang tua di hadapan anak-anaknya. 

Maka peran orang tua dengan kewajibannya memiliki pertanggung jawaban sebagaimana peran anak terhadap orang tua mereka dan seterusnya dan seterusnya, Dari " peran " inilah manusia menjalankan misi kebermanfatan bagi orang lain. Ketika menjalankan peran tadi manusia mengesampingkan egoisme dalam dirinya seiring berjalannya waktu dengan semakin matangnya jiwa manusia.  

Semakin maksimal kebermanfatannya semakin tinggi kualitas di hadapan Allah dan di hadapan manusia. Seorang ibu yang mengorbankan dirinya untuk mengandung anak anaknya mengurus dan memelihara serta mendidik sampai menjadi soleh solehah bukanlah perkara mudah, ini memerlukan pengorbanan diri untuk kebermanfaatan anak-anaknya. 

Sehinnga walaupun anaknya hanya 9 bulan di dalam perunya tetapi seumur hidup hati dan fikirannya ia persembahkan untuk keberhasilan serta kebaikan anak-anaknya. Mengorbankan egoisme untuk kebaikan anak anaknya.

 Begitupun bagi seorang ayah yang mengorbankan jiwa dan raganya untuk menafkahi istri dan anak-anaknya tidak memikirkan kesenangan pribadinya yang ada dalam hati dan fikirannya hanya bagaimana dapat memenuhi kebutuhan  keluarganya. Peran ayah dan pengorbanannya akan di hitung sebagai nilai kebermanfaatan orang lain.

Di dalam masyarakat, seorang pemimpin dari RT smpai presiden memiliki peran penting serta tanggung jawabnya masing-masing sebagai sarana untuk kebermanfaatan bagi orang lain. Seberapa besar manfaat yang di rasakan selama masa jabatan yang di genggamnya akan di hitung sebagai sarana kebermanfaatan. Begitu juga peran sebagai professional seperti guru dosen atau profesi lainnya. 

Setiap peran yang di jalankan manusia sesungguhnya adalah sarana untuk memaksimalkan nilai manfaat bagi orang lain semakin maksimal kebermanfaatannya akan semakin bernilai dalam   kehidupannya. Itu semua dapat terwujud jika manusia bisa memahami dengan baik visi dan misi kehidupannya. Wallahu alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun