Mohon tunggu...
Rahmatul Ummah As Saury
Rahmatul Ummah As Saury Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis dan Editor Lepas. Nge-blog di www.ru-blog.com

Ingin menikmati kebebasan yang damai dan menyejukkan, keberagaman yang indah, mendamba komunitas yang tak melulu mencari kesalahan, tapi selalu bahu membahu untuk saling menunjuki kebenaran yang sejuk dan aman untuk berteduh semua orang.. Nge-blog di www.ru-blog.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Rindu

6 Oktober 2024   22:36 Diperbarui: 7 Oktober 2024   01:30 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jadi?"

"Jalanilah pilihanmu, meski itu adalah pilihan yang menurutmu kekanakan. Ada banyak keputusan yang dibuat oleh manusia dengan setengah terpaksa, pada akhirnya juga bisa membuat mereka bahagia."

Maria menangis. Dinding kamarterasa bergerak menghimpit raganya, atapnya runtuh. Dunianya menjadi gelap, sesak.

Maria terpuruk. Sakit! Sejak saat itu ia tak ada lagi pertemuan dan perbincangan di antara mereka. 

Maria bertekad melupakan Bara dan menghapus setiap kenangan! Bukan karena berhasil melupakan dan berhenti mencintai Bara, tapi ia menyadari seperti juga Bara mengakui, bahwa mereka terlalu kerdil itu memahami dan menjalani keagungan dari cinta.

***

Setelah bertahun-tahun tak bertemu. Maria menyadari bahwa tak ada jejak yang benar-benar pupus. Tapak Bara membekas begitu dalam, di teras rumah, di jalan setapak, di pematang sawah yang pernah mereka lalui, dan di setiap rintik hujan.

Maria menyadari tentang kedalaman, tentang kerinduan malam pada siang.

Di bibir pantai tempat ia berdiri saat ini, dengan mata terpejam, Maria merasakan kehadiran begitu dekat, begitu erat, bersemayan dalam jiwanya.

"Bunda, ayo pulang. Sudah mulai gelap!" Maria dikejutkan, Bara. Anaknya yang kini telah berusia enam tahun. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun