Mohon tunggu...
Rahmatul Ummah As Saury
Rahmatul Ummah As Saury Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis dan Editor Lepas. Nge-blog di www.ru-blog.com

Ingin menikmati kebebasan yang damai dan menyejukkan, keberagaman yang indah, mendamba komunitas yang tak melulu mencari kesalahan, tapi selalu bahu membahu untuk saling menunjuki kebenaran yang sejuk dan aman untuk berteduh semua orang.. Nge-blog di www.ru-blog.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Rindu

6 Oktober 2024   22:36 Diperbarui: 7 Oktober 2024   01:30 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku juga tak mengerti." Jawab Bara singkat.

Maria terus memburu Bara dengan banyak pertanyaan, untuk membuatnya yakin Bara tidak sedang bercanda kala itu.

Bara tersudut, tak bisa menjelaskan. 

"Aku tak percaya!" Tandas Maria, saat Bara tak bisa meyakinkannya

Anehnya, meski Maria tak percaya, ia diam-diam memupuk rasa kagum dan sayang. Penuh harap Bara benar-benar menyukainya. 

Di satu sore, pada saat mereka sedang berdua, terjebak gerimis hingga tak bisa pulang

"Aku tak bisa menjelaskan mengapa aku suka, mungkin karena nama, mungkin pula karena wajah, atau mungkin karena semuanya!" Bara berusaha meyakinkan Maria.

Maria terdiam. Ia seolah tak mendengarkan penjelasan Bara. Ia menikmati setiap tintik hujan, mengikuti setiak detak rintik gerimis. Maria tak ingin cepat pulang, ia sangat bahagia terjebak dalam perasaan tak ingin buru-buru berpisah. Dan, gerimis hadir menjadi alasan.

"Cinta itu abstrak dan metafisik. Tak mungkin bisa dijelaskan, semakin dijelaskan semakin ia tak jelas! Cinta itu soal rasa, datang tiba-tiba tanpa bisa ditolak. Aku hanya tahu, ada ruang yang terisi dengan hadirmu, ada ruang yang kosong kala kamu menjauh, ada rindu." Panjang lebar Bara menjelaskan.

Maria sebenarnya tak peduli lagi dengan penjelasan Bara. Kini dia cinta tumbuh subur dalam hatinya. "Untuk mencintaimu aku tak butuh alasan, bahkan sebenarnya aku tak peduli apakah kamu cinta atau tidak. Mencintaimu adalah kemerdekaanku, soal rasaku. Aku bebas untuk mencintaimu sebagaimana kamu bebas untuk tidak mencintaiku." Tekad Maria.

"Kok diam?" Bara tiba-tiba mengejutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun