Mohon tunggu...
Rahmatul Ummah As Saury
Rahmatul Ummah As Saury Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis dan Editor Lepas. Nge-blog di www.ru-blog.com

Ingin menikmati kebebasan yang damai dan menyejukkan, keberagaman yang indah, mendamba komunitas yang tak melulu mencari kesalahan, tapi selalu bahu membahu untuk saling menunjuki kebenaran yang sejuk dan aman untuk berteduh semua orang.. Nge-blog di www.ru-blog.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen | Tamu Kehormatan

27 November 2017   00:57 Diperbarui: 27 November 2017   01:00 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mungkin burungnya tak bangun, padahal Ia sudah terlanjur membayar mahal lontenya!" Maul mengumpat pelan membalas caci maki Tuan Saleh, seraya berlalu ke dapur.

Tuan Saleh selalu datang bersama dua pengawal yang tinggi besar, berpakaian hitam dan berkacamata hitam, biasa mengambil tempat duduk di pojok kedai, terpisah dengan tempat duduk Tuan Saleh yang selalu memilih duduk sendiri.

***

Suatu sore, Khan melihat perubahan Tuan Saleh. Tuan Saleh terlihat sangat akrab dengan Maul, ia tak pernah lagi membentak, bahkan sangat rajin menghadiahi ketiganya dengan sebungkus rokok kretek yang dititipkan ke Maul.

"Kenapa Tuan Saleh tiba-tiba berubah menjadi sangat baik, terutama ketika mengajakmu bicara, Ul?" Khan bertanya sesaat setelah Tuan Saleh beranjak pergi, tak kuasa menahan rasa penasarannya dengan perubahan sikap Tuan Saleh.

Maul tak menjawab. Ia meneruskan pekerjaannya mencuci cangkir bekas kopi yang menumpuk.

"Maul!!!" Suara Khan meninggi.

"Aku tak tahu, tugasku hanyalah menyeduh kopi dan menyajikannya sesuai permintaan pengunjung, dengan harapan mereka semua senang. Tak lebih!" Maul menjawab datar.

Khan tentu saja tak puas dengan jawaban Maul. Suatu sore, ketika Tuan Saleh berkunjung dan sedang berbicara serius dengan Maul, Ia mengajak Iyan untuk menguping pembicaraan Tuan Saleh dan Maul. Dan, tentu saja bukan pekerjaan yang sulit bagi mereka untuk tahu, karena Tuan Saleh memang selalu mengajak Maul bicara di sudut kedai, sehingga mereka bisa mempersiapkan kemungkinan terbaik untuk menguping pembicaraan penting itu.

Dan berhasil.

Akhirnya mereka paham, alasan mengapa Tuan Saleh mendadak baik, terutama kepada Maul. Penyebabnya adalah handphone miliknya yang waktu itu tertinggal. Ternyata, diam-diam Maul membukanya, membaca pesan, melihat galeri dan menemukan video pribadi Tuan Saleh bersama teman perempuan selingkuhannya, termasuk rekaman pembicaraan-pembicaraan Tuan Saleh soal proyek dan uang-uang setoran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun