Rumah bersama adalah istilah yang dikembangkan dari ruang publik, untuk menjadi tempat tinggal bersama warga kota, tempat berdiskusi melahirkan gagasan-gagasan baru dan kerja-kerja kreatif secara terus menerus. Rumah bersama bahkan bukan hanya diorientasikan sebagai tempat bersemainya gagasan dan kerja-kerja kreatif yang berorientasi memproduksi ilmu pengetahuan, Rumah Bersama juga kemudian dikembangkan dalam rangka mendukung usaha ekonomi kreatif dengan cita rasa lokal (local economic development).
Kehadiran para pedagang di sekitar Taman Merdeka Kota Metro, harus ditata dan diarahkan sebagai usaha ekonomi kreatif yang memasarkan brand lokal, mulai dari makanan hingga pernak-pernik yang bisa dijadikan oleh-oleh mereka yang berkunjung ke Kota Metro.
Ruang publik sebagai rumah bersama adalah upaya untuk mendorong bahwa kota dan warganya saling berinteraksi dengan dinamis. Di satu sisi kota menjadi muara bagi imajinasi dan dunia kreatif, sedangkan di sisi lain, kota mempunyai kekuatan untuk mendorong, menggerakkan, memusatkan dan menyalurkan energi kreatif itu.
Dalam proses interaksi itu kota mampu mengubah energi kreatif menjadi inovasi-inovasi yang melingkupi ranah teknis maupun ranah artistik kultural. Oleh sebab itu kota menjadi sumber yang tak henti-hentinya menciptakan lapangan kerja, melahirkan bentuk-bentuk industri dan perdagangan baru di tengah-tengah masyarakatnya.
Ruang publik seperti Taman Merdeka menjadi rumah bersama para pekerja kreatif yang terdiri dari para ilmuan, tenaga ahli yang mengabdi di pusat-pusat pendidikan dan penelitian, arsitek, dan mereka yang bergerak di bidang kebudayaan seperti penyair, pemusik, desainer, perancang atau pekerja dalam dunia hiburan. Selain itu para pekerja profesi berbasis pengetahuan, seperti kesehatan, keuangan, hukum, juga termasuk dalam kelompok ini, yaitu kelompok yang disebut ahli sosio-ekonomi Richard Florida kelas kreatif (creative class) yang menjadi penggerak ekonomi kota di masa depan.
Semua itu hanya dimungkinkan karena kemampuan kreatif manusia. Kemampuan ini adalah sumber daya paling nyata bagi trend ekonomi berbasis penciptaan nilai, sekarang dan masa depan. Ia merupakan konstruksi kemampuan intelektual yang melingkupi segala bentuk potensi yang terdapat di dalam diri manusia yang kemudian diekspresikan dalam bentuk produk-produk budaya. Oleh karena itu kota, yang didefinisikan sebagai tempat pemukiman manusia dengan jumlah besar, adalah tempat berkumpul dan berinteraksinya sumber daya kreatif yang hampir tidak terbatas itu.
Jika semua ini terwujud, maka secara otomatis tidak akan ada lagi kegaduhan-kegaduhan di ruang publik karena isu ketidakadilan dan diskriminasi, adanya jarak antara yang empunya dengan yang papa, antara kelas elit dan alit. Ruang publik sebagai rumah bersama yang melahirkan nalar publik dan kreatifitas akan menjembatani kesenjangan sehingga akhirnya semua birsinergi.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H