Aku sedih dan merasa tertipu, aku duduk mematung sendiri, penumpang telah turun semua. Badanku sangat lemas, aku seolah kehilangan daya untuk berdiri dan turun. Aku membayangkan, berapa banyak uang harus ku sediakan untuk bisa membeli pakaian sesampainya di Lampung nanti.
"Ada apa dik?" Tanya sopir heran melihatku tidak turun.
"Barang-barang yang ku bawa, di ambil orang bang?" Sopir itu kelihatan biasa saja, seolah tak terjadi apa-apa atau mungkin kejadian itu telah dianggapnya biasa terjadi.
"Selama dalam perjalanan, kita harus selalu berhati-hati dik, jagalah barang bawaan kita dengan baik, dan jangan gampang percaya orang yang baru kita kenal, walaupun dia kelihatannya baik." Ia malah mengkhotbahiku.
Aku dongkol, beringsut aku turun dari bus. Suasana terminal telah tampak terang. Aku menginjak tanah yang dikenal sebagai Kota Pelajar ini bersamaan dengan pagi.
Bersambung ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H