Pertanyaannya, pada zaman yang terus berubah begitu cepat, adakah perempuan yang menjadi mimpi ideal itu, ataukah ia benar-benar telah utopis? Tak usah menjawab pertanyaan ini, biarlah ia jadi misteri. Bukankah utopia-utopia itu tidak selalu harus diwujudkan, sebagai alasan untuk terus bertahan dan bergairah?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!