Pertanyaannya, pada zaman yang terus berubah begitu cepat, adakah perempuan yang menjadi mimpi ideal itu, ataukah ia benar-benar telah utopis? Tak usah menjawab pertanyaan ini, biarlah ia jadi misteri. Bukankah utopia-utopia itu tidak selalu harus diwujudkan, sebagai alasan untuk terus bertahan dan bergairah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H