Pagi ini aku bangun dengan keadaan yang baik dan siap untuk bekerja sebagai seorang manusia sebagaimana fitrahku.Â
Aku bersyukur kepada tuhan telah memberikanku hidup untuk hari ini dan aku bersyukur bisa memikirkan layla ku untuk hari ini. Layla adalah seorang perempuan biasa yang sedang memperjuangkan impian nya hanya itu yang kutahu, karena itu aku ingin mengetahui kesukaan layla, makanan favorit layla, lagu kesukaan layla dan segala hal tentang layla,Â
yang bisa kupastikan layla adalah perempuan yang cantik, manis dan bersinar dimataku, percayalah bahwa layla ku itu cantik dan manis, urusan yang lain melihat layla ku seperti apa tolong jangan diperdebatkan cukup mengimani saja bahwa yang aku katakan itu benar karena ini kisahku dan layla yang telah menjadi canduku.
Aku rindu segala hal tentang layla, mukanya yang dibalut dengan kacamata menjadikan ia semakin bersinar dimataku, suara dan logatnya membuat ku candu untuk selalu mendengarnya, layla aku sungguh ingin bertemu dirimu lagi karena aku tidak mengetahui keadaanmu saat ini,Â
sudahkah dirimu bersyukur kepada tuhan ? sudahkah dirimu tersenyum ? sudahkah dirimu mencintai dirimu sendiri ? sudahkah dirimu mencintai sekelilingmu ? seberapa besar beban dipundakmu ? masih banyak pikiranku tentang dirimu dan aku berharap jangan pernah menyalahkan dirimu atas apa yang alam semesta ini berikan kepadamu entah itu baik atau buruk.
Aku rindu makan bersama dirimu layla, ini yang bisa kuucapkan sebuah kalimat sederhana yang membuatku candu, dirimu yang dengan siap mendengar setiap cerita dari seorang pendosa sepertiku itu membuatku candu dan memberiku rasa syukur. Ketika dirimu menceritakan tentang ibumu, adikmu, dan kakakmu dengan rasa bahagia itu membuatku candu.Â
Ketika dirimu menceritakan bagaimana dirimu itu juga membuatku candu. Aku selalu memikirkanmu layla, disamping itu terbenak banyak pertanyaanku padamu layla, bencikah dirimu padaku ? apakah aku mengganggu dirimu layla ?Â
bisakah dirimu menerima seorang pendosa sepertiku ? pertanyaan-pertanyaan itu selalu membayangi ku layla, sesungguhnya aku tidak mengharapkan apapun darimu layla, harapanku kepadamu adalah berbahagialah layla, bekerjalah sebagai manusia semampumu layla sebagaimana burung-burung dan pohon-pohon yang mengerjakan tugas dengan semampu mereka karena kuyakin alam akan berpihak kepada orang yang selaras dengan alam.
Layla akhir-akhir ini aku menyadari sesuatu mengenai tugas kita sebagai manusia dan fitrah kita sebagai manusia adalah melakukan kebaikan, misalnya saja tugas kita untuk mencintai tidak akan cukup untuk menghabiskan seluruh umur kita layla dan itu juga dipotong akan tugas-tugas kebaikan yang lain layla,Â
karena itu jangan kotori jiwamu dengan hal-hal kejahatan layla, kamu terlalu cantik untuk menghabiskan sisa umurmu untuk tugas kejahatan layla, teruslah bahagia dan tersenyum layla.
Ada pesan yang aku ingin sampaikan kepadamu layla, ketika dirimu bangun pagi katakanlah pada dirimu sendiri "orang-orang yang berhubungan denganku hari ini ada yang usil, sombong, tidak sopan, iri, dengki, curang. Mereka seperti itu karena mereka belum bisa membedakan yang baik dan buruk. Sedangkan aku sudah mengetahui betapa indahnya kebaikan dan kotornya kejahatan,Â
dan tahu bahwa para pendosa tersebut mempunyai sifat seperti ku, bukan sama dalam hal darah dan kelahiran tetapi sama-sama mempunyai akal dan unsur ketuhanan.Â
Tidak seorangpun dari mereka dapat menyakitiku, tidak seorangpun dapat membuatku kotor, akupun tidak pantas marah dan membenci kepada mereka karena mereka mempunyai kualifikasi sama persis sepertiku yang tidak pantas dimarahi dan dibenci, kita dilahirkan untuk bekerja sama seperti kaki, tangan dan mata,Â
dan sebagaimana dua baris gigi atas dan bawah, saling menghalangi itu tidak alami begitupula saling marah dan saling membelakangi". Aku harap dirimu bisa membaca pesanku ini senyuman dan rasa bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H