Mohon tunggu...
Rahmat Setiadi
Rahmat Setiadi Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan swasta yang suka nulis dan nonton film

Saya suka baca-tulis dan nonton film.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tips Jadi Penulis dengan Budget Tipis Rp 50.000 per Bulan

11 Januari 2023   18:08 Diperbarui: 11 Januari 2023   18:17 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi penulis hebat, terkenal, dan berpenghasilan besar, siapa yang tidak mau? Tapi bagaimana dengan modal? Cukup Rp 50.000 perbulan. Caranya, silahkan baca tulisan berikut ini.

Pertanyaan pertama, berapa gigabit anda menghabiskan kuota data setiap hari?

Bagi anda yang memasang jasa layanan Wi-Fi di rumah atau menikmati WiFi di tempat kerja mungkin tidak terlalu memperhatikan besaran data yang digunakan. Lain halnya pengguna internet dengan smart phone, penggunaan data akan tampak hingga ada pengaturan batasan data harian sebagai bagian dari usaha pengendalian penggunaan kuota data.

Anda mungkin termasuk orang-orang yang beruntung, bisa mengalokasikan anggaran pulsa berikut kuota data untuk bisa berselancar di dunia maya, selalu online bebas internetan. 

Tapi percaya deh, ada orang-orang yang ketat, bahkan sangat ketat dalam penggunaan data seluler. Orang-orang ini secara ekonomi termasuk golongan ber- ekonomi menengah ke bawah tapi hobi menulis.

Kita ketahui masyarakat Indonesia cenderung malas membaca. Namun pandemi menambah jumlah minat baca dan tulis akibat dari pembatasan pemerintah kepada masyarakat keluar rumah, hingga penggunaan jaringan internet meningkat tajam. 

Walaupun begitu, minat baca dan tulis/literasi tidak melebihi minat pada kegiatan online lainnya seperti streaming video, pembuatan konten kreator berbasis animasi, gerak tari, nyanyi, apalagi minat bermain games atau aplikasi media sosial dan lainnya.

 

Dari sedikit peminat literasi, mereka memiliki tugas atau tahapan tertentu yang harus dilakukan, diantaranya:

1. Menguasai literasi dasar. Dalam menghadapi tantangan abad 21 bangsa Indonesia harus menguasai enam literasi dasar: (1) literasi bahasa, (2) literasi numerasi, (3) literasi sains, (4) literasi digital, (5) literasi finansial, dan (6) literasi budaya dan kewarganegaraan. Dengan menguasai keenam keterampilan literasi tersebut diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dalam mendapatkan solusi, kreativitas, komunikasi dan kolaborasi.<>

2. Masuk dalam grup dan komunitas tulis-menulis . Untuk mengetahui dan memahami, serta mengembangkan ketrampilan menulis, peminat literasi yang pada gilirannya disebut penulis, sangat dianjurkan untuk membentuk atau masuk menjadi anggota suatu grup atau komunitas tulis-menulis. Hal itu berguna untuk saling support, dan media pembelajaran yang menarik.

3. Mengunduh aplikasi dan file. Tidak bisa dihindarkan bagi penulis, baik yang pemula maupun sudah ahli pasti berurusan dengan aplikasi tulis-menulis dan berbagai macam bentuk file. Setidaknya aplikasi word, Excel, powerpoint, final draft, dan lainnya. Belum lagi aplikasi-aplikasi platform berbasis tulisan dan aplikasi penunjang lainnya seperti aplikasi edit gambar dan edit video.

Dari tiga tugas tersebut, yang kesemuanya dilakukan secara online pasti memerlukan modal uang untuk membeli pulsa dan atau data seluler.

Pertanyaan kedua, berapa alokasi dana perbulan anda untuk beli pulsa dan data seluler?

Dari berbagai sumber didapat kesimpulan bahwa paket WiFi rumah termurah mengiklankan produknya dengan menyebut seratus ribuan ( 100 ribuan ) perbulan dengan kecepatan internet mulai dari 5 Mbps sampai 20 Mbps. Namun provider yang mempromosikan produk seharga itu justru kurang terkenal dan paket dengan kecepatan internet  lebih besar tetap menjadi pilihan konsumen.

Walaupun jaringan WiFi rumah tangga sudah merambah ke berbagai pelosok daerah tapi penggunaan data seluler masih menjadi pilihan terbanyak . Riset terbaru dari OpenSignal mengungkapkan pengalaman menggunakan 4G melalui internet data seluler, WiFi dan perangkat Mifi di Indonesia memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Dimana secara umum data seluler masih lebih cepat dibandingkan perangkat lainnya.

Menurut riset itu, kecepatan unduh atau download internet data seluler lebih unggul dibandingkan WiFi dan hotspot portabel atau yang dikenal sebagai Mifi."Rata-rata kecepatan 4G secara nasional melalui data seluler mencapai 15,1MB per detik, 25 persen lebih cepat dibandingkan WiFi dan dua kali lebih cepat dari Mifi," tulis OpenSignal yang dikutip dari www.itworks.id <>

Selain kecepatan internet, kelebihan data seluler mengikuti mobilitas manusia tanpa repot karena bersatu dengan handphone yang tidak memerlukan alat tambahan. Jadi cukup dengan HP bisa jadi penulis, persis seperti ungkapan "dunia ada dalam genggaman". Tentang modal, gak sampai Rp 50.000 perbulan.

Dari berbagai provider, operator seluler di Indonesia menyediakan berbagai paket data dengan beragam harga. Dari berbagai sumber didapati harga paket data Telkomsel cenderung lebih mahal dari operator seluler lainnya. Semisal Telkomsel mematok harga paket internet 20 GB untuk satu bulan seharga Rp 45.000,-  sementara ada operator seluler lainnya dengan harga yang sama sudah bebas akses, tak terbatas alias unlimited. 

Tapi walaupun begitu Telkomsel menjadi operator seluler dengan konsumen paling banyak ketimbang pengguna operator seluler lainnya yang menawarkan produk paket data lebih murah. Hal itu terungkap dari laporan Telkomsel seperti dilansir dari kompas-com.

Operator seluler Telkomsel dilaporkan berhasil meraup pendapatan hingga Rp 43,6 Triliun. Menurut kalkulasi KompasTekno, angka ini berkontribusi hingga 60,55 persen terhadap total pendapatan yang dibukukan induk Telkomsel yaitu, Telkom pada semester I-2022 ini. Hingga akhir Juni 2022, Telkomsel merinci bahwa operator seluler itu memiliki total pelanggan 169,7 juta pelanggan, dengan pengguna mobile data sebanyak 119,3 juta pelanggan.<>

Pertanyaan ketiga, apakah anda masih mau jadi penulis? Jika masih mau maka kita termasuk orang yang sedikit jumlahnya, karena pembaca lebih banyak dari penulis. Persis seperti stasiun televisi yang jumlahnya pasti jauh lebih banyak penontonnya. Kita yang sedikit hanya perlu banyak berkarya untuk bisa dinikmati pembaca.

Kembali pada orang-orang berekonomi menengah ke bawah yang hobi nulis ( Penulis ). Untuk saat ini pemakaian data seluler perhari tergantung pada penggunanya. Bagi penulis dengan budget tipis hal-hal yang perlu dilakukan adalah:

1. Batasi penggunaan aplikasi-aplikasi yang cepat menguras data seluler. Diantaranya adalah semua aplikasi games ( kecuali yang bisa digunakan secara offline), karena selain mempercepat habisnya kuota data juga bisa melenakan hingga mengabaikan kegiatan menulis.

2. Batasi menonton di semua aplikasi video. Apalagi mengunduh video, itu bisa menyedot data ratusan megabyte bahkan sampai lebih dari satu gigabit untuk satu video saja.

3. Batasi bermain media sosial yang umum diketahui menyedot data seluler cukup besar (apalagi dengan menonton video atau film didalamnya ) seperti di Instagram, Facebook ( sekalipun lite ), tweeter dan lainnya juga cepat menguras data seluler.

4. Batasi penggunaan aplikasi platform berbayar yang jelas menyedot data lebih banyak dari sekedar membaca di blog atau website.

 

Yang harus dilakukan bagi penulis budget tipis adalah:

1. Perbanyak pertemanan melalui grup atau komunitas. WhatsApp grup ( WAG) dan Telegram menjadi aplikasi yang paling banyak dan paling sering digunakan masyarakat di Indonesia. Dan para penulis dan peminat literasi banyak memakai dua aplikasi ini untuk membentuk grup atau komunitas.

2. Gunakan media sosial untuk membagikan tulisan karya sendiri. Banyak penulis terkenal menyarankan agar para penulis menggunakan media sosial ( medsos) untuk memanfaatkannya sebagai sarana publikasi tulisan, semisal kompasianer membagikan tulisannya ke semua akun medsos.

3. Pembatasan penggunaan data seluler harian. Bisa dihitung jumlah kuota data yang kita beli dibagi batas berlaku, menghasilkan batas data harian. Dan batas data itu bisa dimaksimalkan dengan cara menulis secara offline, baru kemudian online untuk copy paste pada kolom tulisan.

4. Pembatasan penggunaan mesin telusur. Percaya atau tidak,  mesin telusur sekarang juga cepat menyedot kuota data seluler.

 

Keterbatasan yang ada tidak menjamin penulis kehabisan ide atau hal-hal yang perlu ditulis. Kelebihan penulis adalah mampu menuliskan hal-hal yang orang lain tidak mau menuliskannya. Itu saja.

Kelemahan penulis dengan budget tipis diantaranya:

1. Interaksi dan layanan menjadi berkurang. Ini saking membatasi diri dalam rangka pengiritan data seluler mengakibatkan interaksi antara penulis dengan para supporter atau seseakun yang merespon tulisan agak terhambat. Yang bisa berakibat --

2. Penambahan follower melambat. Kita tahu bahwa banyaknya followers turut menentukan banyak sedikitnya tulisan kita diterima oleh orang lain. Untuk mengantisipasi hal ini, maka sebisa mungkin kita menghasilkan karya yang bisa diterima orang banyak, tidak hanya mengandalkan followers. Bisa dengan lebih mengenal cara kerja mesin telusur SEO, atau memilih menulis dengan tema atau isu, topik kekinian sesegera mungkin.

3. Berkurangnya pembaca. Singkat kata, tidak bisa disamakan antara penulis aktif dengan penulis pasif. Sudah jelas durasi masa aktif online akan berpengaruh pada engine learning mesin telusur. Mereka yang cepat respon pasti lebih disukai pembaca, supporter lebih menyukai adanya feedback sebagai bentuk saling support.

4. Sebagus apapun tulisan kita, tetap saja jam terbang, branding nama, dan prestasi ( karya yang diapresiasi oleh pihak kredibel) mempengaruhi animo masyarakat. Namun begitulah resiko penulis dengan budget tipis, harus lebih extra kerja keras dengan segala keterbatasannya.

 

Pertanyaan terakhir, seberapa besar kemauan jadi penulis dengan modal tipis? Berat, lama prosesnya, dan segala alasan bisa saja dikemukakan, tapi jika itu adalah hobi maka tidak menjadi masalah, kan? Maka jalani dengan santai saja jangan banyak khayalan tingkat dewa dengan bayangan penulis kelas bintang. 

Sebagai penutup, maka jangan heran jika ada balasan komentar yang lambat, jarang atau tidak adanya  komentar di tulisan kita sebagai tanda support balik dari seseorang penulis, mungkin ia termasuk penulis dengan budget tipis. Andakah penulis yang terwakili dengan tulisan ini?

Semoga dimaafkan. Tetap semangat dan sukses selalu.

Referensi:

1.https://kantorbahasakaltim.kemdikbud.go.id/

2.https://www.itworks.id/45304/riset-mengungkap-perbedaan-akses-internet-pakai-data-ponsel-vs-wifi.html

3.https://tekno.kompas.com/read/2022/08/05/12300067/pendapatan-telkomsel-semester-i-2022-rp-43-triliun?page=all&jxconn=1*11viv23*other_jxampid*OU1sVlk4LU5HTGhITE9VRzZ2UHZOR1YzS1I0UTRlZ21CQTdyd3pvVWVHVzlGOEJvYkVtb1p3d0l0WWVjdGZTRQ..#page2.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun