Â
Perlu dicatat pula, ternyata aktivitas anak dalam penggunaan gawai selama pandemi Covid-19, selain belajar adalah main game 48,3% (di kalangan usia 10-12 tahun). Sementara usia 13-15 tahun, nonton youtube 59,4%. Apalagi usia 16-18 tahun, nonton Youtube (67,4%). Selebihnya, di atas 60%, lebih suka tidur atau chatting dengan teman.
Â
Sungguh peran perempuan, terlebih seorang ibu sangat menentukan nasib generasi penerus bangsa. Tanggung jawab sebesar ini tentu tidak bisa ditanggung sendiri, peran laki-laki, suami sangat diperlukan, dan memang harus turut serta. Anak-anak umumnya lebih tunduk pada figur bapak, namun kerap keberadaan seorang bapak tidak sesering seorang ibu. Ini bisa disikapi dengan perhatian bapak ketika sedang bersama anak.
Â
Kabar cukup menggembirakan saat penerapan televisi digital dipaksakan. Sekarang begitu banyaknya Chanel memberi luang yang cukup luas untuk berkembangnya tontonan untuk anak dengan konten lokal. Sebelumnya kita mungkin hanya mengandalkan Doraemon, Ipin-Upin, dan Sopo-Jarwo, tapi belakangan kian menjamur para sineas dan konten kreator berbasis animasi untuk anak-anak.
Â
Namun begitu, tontonan anak dan remaja masih didominasi oleh produk impor. Selain itu yang tidak kalah resiko mengkhawatirkan adalah iklan-iklan disela-sela tontonan. Ini menjadi PR tersendiri yang berat bagi Komisi penyiaran dan instansi pemerintah terkait. Semoga Budaya Sensor Mandiri tidak menjadikan dalih untuk lepas tangan dari tanggung jawab pemerintah atas nasib generasi penerus bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H