Mohon tunggu...
rahmat ridho
rahmat ridho Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

saya akan menulis berbagai macam artikel yang membahas isu lingkungan, energi terbarukan, pertanian, sumber daya alam. semoga bermanfaat bagi pembaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Taruhan Hijau Indonesia, Bisakah Hutan Mengimbangi Pertumbuhan Ekonomi?

16 Juli 2024   09:30 Diperbarui: 16 Juli 2024   17:10 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo menjadi pembicara pada sesi World Leaders Summit on Forest and Land Use di Scotish Event Campus di KTT Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Britania Raya, Selasa (2/11/2021) | ANTARA FOTO/Biro Pers dan Media Kepresidenan/Lukas via Kompas.com

Indonesia, negara kepulauan yang luas dengan hutan hujan terbesar ketiga di dunia, menghadapi tantangan yang berat. Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi, emisi gas rumah kacanya pun ikut meningkat. Namun, Indonesia telah membuat janji yang berani: untuk mencapai "FOLU Net Sink 2030." 

Sasaran ambisius ini bertujuan untuk mengubah hutan dan lahan negara ini menjadi penyerap karbon raksasa, yang menyerap lebih banyak gas rumah kaca daripada yang dipancarkannya pada tahun 2030. 

Dapatkah Indonesia melakukan tindakan penyeimbangan yang rumit antara pertumbuhan ekonomi dan tanggung jawab lingkungan ini?

Memahami Taruhannya: Perubahan Iklim dan Indonesia

Momok perubahan iklim membayangi Indonesia. Naiknya permukaan air laut mengancam kota-kota pesisirnya, sementara peristiwa cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan mengganggu pertanian dan mata pencaharian. Apa penyebabnya? Terutama, emisi gas rumah kaca, dengan penggundulan hutan dan perubahan tata guna lahan yang berperan signifikan.

Menyadari urgensi tersebut, Indonesia bergabung dalam perjuangan global melawan perubahan iklim dengan meratifikasi Perjanjian Paris pada tahun 2016, yang berkomitmen untuk mengurangi emisinya. 

Komitmen ini semakin diperkuat pada tahun 2022, dengan meningkatkan standar target pengurangan emisi. Inti dari rencana ambisius ini adalah FOLU Net Sink 2030.

Menguraikan FOLU Net Sink 2030

FOLU, yang merupakan singkatan dari Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Lainnya, mencakup berbagai ekosistem yang penting untuk penyerapan karbon, termasuk hutan, lahan gambut, dan hutan bakau. 

Saat ini, ekosistem tersebut mengalami tekanan yang sangat besar akibat penggundulan hutan, yang disebabkan oleh perluasan pertanian, penebangan liar, dan pembangunan infrastruktur.

FOLU Net Sink 2030 bertujuan untuk membalikkan tren ini dengan memastikan ekosistem ini menyerap lebih banyak karbon dioksida dari atmosfer daripada yang dilepaskannya. Targetnya: mencapai net sink setidaknya 140 juta ton setara CO2 pada tahun 2030, dan akhirnya mencapai 304 juta ton pada tahun 2050.

Ambisi Bertemu Realitas: Tantangan di Depan Mata

Mencapai FOLU Net Sink 2030 merupakan tugas monumental yang sarat dengan tantangan kompleks:

Menyeimbangkan Pembangunan dan Konservasi:  Perekonomian Indonesia yang sedang berkembang sangat bergantung pada ekstraksi sumber daya dan pertanian, yang seringkali mengorbankan hutan. Menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan lingkungan akan membutuhkan solusi inovatif dan kemauan politik yang kuat.

Penguasaan Lahan dan Tata Kelola:  Klaim lahan yang saling bertentangan, penegakan hukum yang lemah, dan korupsi sering kali menghambat upaya perlindungan hutan. Memperjelas kepemilikan lahan, memperkuat tata kelola, dan memberdayakan masyarakat setempat sangatlah penting.

Sumber Daya Keuangan:  Menerapkan praktik pengelolaan lahan berkelanjutan, menghentikan penggundulan hutan, dan memulihkan ekosistem yang terdegradasi memerlukan investasi keuangan yang signifikan. Mendapatkan pendanaan dari sumber domestik dan internasional adalah hal yang terpenting.

Pemantauan dan Transparansi:  Mengukur emisi karbon secara akurat dan memverifikasi efektivitas tindakan yang diterapkan sangat penting untuk membangun kepercayaan dan memastikan akuntabilitas.

Kerjasama Global:  Perubahan iklim merupakan tantangan global yang membutuhkan kerja sama internasional. Berbagi pengetahuan, transfer teknologi, dan bantuan keuangan dari negara-negara maju sangat penting bagi keberhasilan Indonesia.

Memimpin dengan Memberi Contoh: Strategi Menuju Kesuksesan

Kendati menghadapi berbagai tantangan, Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk mengatasi masalah ini secara langsung. Pemerintah telah menerapkan beberapa strategi utama untuk mencapai FOLU Net Sink 2030:

Moratorium Konsesi Hutan Baru:  Kebijakan ini, yang berlaku sejak 2011, telah secara signifikan mengurangi laju deforestasi dengan menghentikan alokasi izin baru untuk pembukaan hutan primer dan lahan gambut.

Badan Restorasi Gambut:  Didirikan pada tahun 2016, badan ini berfokus pada pemulihan lahan gambut yang terdegradasi, yang merupakan penyerap karbon besar jika sehat, dengan memblokir kanal drainase dan mempromosikan praktik pengelolaan berkelanjutan.

Program Kehutanan Sosial:  Inisiatif ini memberdayakan masyarakat lokal dengan memberi mereka akses untuk mengelola hutan secara berkelanjutan, mempromosikan agroforestri, dan menyediakan peluang mata pencaharian alternatif, sehingga mengurangi tekanan terhadap hutan.

Penegakan Hukum dan Pemantauan:  Pemerintah telah mengintensifkan upaya untuk memerangi penebangan liar dan kebakaran hutan melalui penegakan hukum yang lebih ketat, peningkatan sistem pemantauan, dan keterlibatan masyarakat dalam perlindungan hutan.

Setelah 2030: Masa Depan Berkelanjutan bagi Indonesia

Komitmen Indonesia terhadap FOLU Net Sink 2030 bukan sekadar tujuan lingkungan; ini adalah visi untuk masa depan yang berkelanjutan. Dengan berinvestasi pada modal alamnya, Indonesia dapat memperoleh banyak manfaat:

Mitigasi Perubahan Iklim:  Dengan mengekang emisi dan meningkatkan penyerapan karbon, Indonesia berkontribusi terhadap upaya global untuk memerangi perubahan iklim, menjaga masa depannya sendiri dan masa depan planet ini.

Konservasi Keanekaragaman Hayati:  Melindungi hutan dan lahan gambut menjaga keanekaragaman hayati Indonesia yang kaya, termasuk spesies yang terancam punah seperti orangutan, harimau Sumatra, dan badak Jawa.

Diversifikasi Ekonomi:  Berinvestasi dalam praktik pengelolaan lahan berkelanjutan dan mengembangkan ekonomi hijau dapat menciptakan lapangan kerja baru, menarik investasi asing, dan mendorong pembangunan yang lebih adil.

Peningkatan Kesehatan Masyarakat:  Mengurangi polusi udara akibat penggundulan hutan dan kebakaran hutan akan menghasilkan kesehatan pernapasan yang lebih baik, khususnya bagi populasi yang rentan.

Peningkatan Keamanan Air:  Melindungi hutan dan lahan gambut akan menjaga daerah aliran sungai, mengatur aliran air, dan menjamin pasokan air bersih bagi jutaan orang.

Keharusan Global: Mendukung Ambisi Hijau Indonesia

Inisiatif FOLU Net Sink 2030 di Indonesia merupakan usaha ambisius dengan implikasi yang luas, tidak hanya bagi negara itu sendiri, tetapi juga bagi seluruh dunia. 

Keberhasilan bergantung pada pendekatan yang beragam, yang menuntut kemauan politik yang kuat, tata kelola yang efektif, pembiayaan yang berkelanjutan, dan partisipasi aktif masyarakat.

Komunitas internasional memiliki peran penting dalam mendukung upaya Indonesia. Dengan memberikan bantuan keuangan, berbagi keahlian teknologi, mempromosikan praktik perdagangan yang bertanggung jawab, dan mendorong peningkatan kapasitas, negara-negara maju dapat berkontribusi pada visi bersama tentang masa depan yang berkelanjutan dan tangguh terhadap iklim.

Perjalanan Indonesia menuju pencapaian FOLU Net Sink 2030 tidak diragukan lagi akan penuh tantangan, menuntut dedikasi, inovasi, dan tindakan kolaboratif. Namun, potensi manfaatnya sangat besar: planet yang lebih sehat, negara yang lebih sejahtera, dan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun