Mohon tunggu...
rahmat ridho
rahmat ridho Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

saya akan menulis berbagai macam artikel yang membahas isu lingkungan, energi terbarukan, pertanian, sumber daya alam. semoga bermanfaat bagi pembaca

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Target Iklim 1,5 Derajat Celcius: Secercah Harapan atau Mimpi yang Kejauhan?

16 Juli 2024   07:17 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:22 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia tidak asing lagi dengan berita utama yang mengkhawatirkan tentang perubahan iklim. Kebakaran hutan melanda seluruh benua, banjir menghancurkan masyarakat, dan gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya menguji batas ketahanan manusia. Di tengah meningkatnya kekacauan iklim ini, angka yang tampaknya kecil telah muncul sebagai titik fokus global: 1,5C.

Angka ini, yang menunjukkan peningkatan suhu global maksimum sebesar 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri, telah menjadi seruan untuk aksi iklim, yang diabadikan dalam Perjanjian Paris 2015 yang bersejarah. Namun, apa arti sebenarnya target ini bagi planet kita dan penghuninya? Apakah ini tujuan yang dapat dicapai, atau apakah kita sudah berada di jalur menuju kerusakan iklim yang tidak dapat dipulihkan?

Artikel ini menyelidiki kompleksitas seputar target iklim 1,5C, menelusuri asal-usulnya, dasar ilmiah, dan kelayakan mencapai tujuan ambisius ini.

Mengapa 1,5C? Mengungkap Sains dan Taruhannya

Target 1,5C bukanlah angka sembarangan yang diambil dari udara. Target ini adalah ambang batas yang ditetapkan secara ilmiah, dipilih secara cermat berdasarkan sejumlah besar penelitian yang mengungkap perbedaan mencolok dalam dampak iklim antara dunia yang menghangat 1,5C dan 2C.

Untuk memahami pentingnya perbedaan suhu yang tampaknya kecil ini, penting untuk mengakui keterkaitan sistem iklim Bumi. Bahkan peningkatan suhu global yang kecil dapat memicu serangkaian konsekuensi yang saling terkait, mulai dari naiknya permukaan air laut dan peristiwa cuaca ekstrem hingga gangguan pada ekosistem dan sistem pertanian.

The Intergovernmental Panel on Climate Change  (IPCC), badan internasional terkemuka untuk penilaian perubahan iklim, telah mengeluarkan peringatan keras tentang konsekuensi dari melampaui ambang batas 1,5C. Temuan mereka, yang didasarkan pada kerja ribuan ilmuwan di seluruh dunia, menggambarkan gambaran yang menyadarkan tentang risiko yang kita hadapi:

  • Panas Ekstrem:  Frekuensi, intensitas, dan durasi gelombang panas diperkirakan akan meningkat secara signifikan, menimbulkan risiko serius bagi kesehatan manusia, produktivitas pertanian, dan infrastruktur.
  • Kenaikan Muka Air Laut:  Melebihi 1,5C dapat memicu pencairan lapisan es yang tidak dapat dikembalikan lagi di Greenland dan Antartika, yang akan menyebabkan kenaikan muka air laut yang dahsyat dan mengancam masyarakat pesisir serta ekosistem di seluruh dunia.
  • Dampak pada Keanekaragaman Hayati:  Banyak spesies tumbuhan dan hewan yang sudah berjuang untuk beradaptasi dengan perubahan iklim. Melebihi 1,5C akan secara signifikan meningkatkan risiko kepunahan massal, mengganggu ekosistem dan layanan vital yang mereka sediakan.
  • Keamanan Pangan dan Air:  Perubahan iklim telah memengaruhi hasil pertanian dan ketersediaan air di banyak bagian dunia. Melebihi 1,5C akan memperburuk tantangan ini, membahayakan keamanan pangan bagi jutaan orang.

IPCC menekankan bahwa membatasi pemanasan hingga 1,5C, meskipun masih menimbulkan tantangan signifikan, menawarkan peluang yang jauh lebih besar untuk menghindari dampak perubahan iklim yang paling dahsyat dan tidak dapat diubah.

Perlombaan Melawan Waktu: Bisakah Kita Mempertahankan 1,5C?

Jawaban singkatnya: Rumit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun