Mohon tunggu...
rahmat ridho
rahmat ridho Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

saya akan menulis berbagai macam artikel yang membahas isu lingkungan, energi terbarukan, pertanian, sumber daya alam. semoga bermanfaat bagi pembaca

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Target Iklim 1,5 Derajat Celcius: Secercah Harapan atau Mimpi yang Kejauhan?

16 Juli 2024   07:17 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:22 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia tidak asing lagi dengan berita utama yang mengkhawatirkan tentang perubahan iklim. Kebakaran hutan melanda seluruh benua, banjir menghancurkan masyarakat, dan gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya menguji batas ketahanan manusia. Di tengah meningkatnya kekacauan iklim ini, angka yang tampaknya kecil telah muncul sebagai titik fokus global: 1,5C.

Angka ini, yang menunjukkan peningkatan suhu global maksimum sebesar 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri, telah menjadi seruan untuk aksi iklim, yang diabadikan dalam Perjanjian Paris 2015 yang bersejarah. Namun, apa arti sebenarnya target ini bagi planet kita dan penghuninya? Apakah ini tujuan yang dapat dicapai, atau apakah kita sudah berada di jalur menuju kerusakan iklim yang tidak dapat dipulihkan?

Artikel ini menyelidiki kompleksitas seputar target iklim 1,5C, menelusuri asal-usulnya, dasar ilmiah, dan kelayakan mencapai tujuan ambisius ini.

Mengapa 1,5C? Mengungkap Sains dan Taruhannya

Target 1,5C bukanlah angka sembarangan yang diambil dari udara. Target ini adalah ambang batas yang ditetapkan secara ilmiah, dipilih secara cermat berdasarkan sejumlah besar penelitian yang mengungkap perbedaan mencolok dalam dampak iklim antara dunia yang menghangat 1,5C dan 2C.

Untuk memahami pentingnya perbedaan suhu yang tampaknya kecil ini, penting untuk mengakui keterkaitan sistem iklim Bumi. Bahkan peningkatan suhu global yang kecil dapat memicu serangkaian konsekuensi yang saling terkait, mulai dari naiknya permukaan air laut dan peristiwa cuaca ekstrem hingga gangguan pada ekosistem dan sistem pertanian.

The Intergovernmental Panel on Climate Change  (IPCC), badan internasional terkemuka untuk penilaian perubahan iklim, telah mengeluarkan peringatan keras tentang konsekuensi dari melampaui ambang batas 1,5C. Temuan mereka, yang didasarkan pada kerja ribuan ilmuwan di seluruh dunia, menggambarkan gambaran yang menyadarkan tentang risiko yang kita hadapi:

  • Panas Ekstrem:  Frekuensi, intensitas, dan durasi gelombang panas diperkirakan akan meningkat secara signifikan, menimbulkan risiko serius bagi kesehatan manusia, produktivitas pertanian, dan infrastruktur.
  • Kenaikan Muka Air Laut:  Melebihi 1,5C dapat memicu pencairan lapisan es yang tidak dapat dikembalikan lagi di Greenland dan Antartika, yang akan menyebabkan kenaikan muka air laut yang dahsyat dan mengancam masyarakat pesisir serta ekosistem di seluruh dunia.
  • Dampak pada Keanekaragaman Hayati:  Banyak spesies tumbuhan dan hewan yang sudah berjuang untuk beradaptasi dengan perubahan iklim. Melebihi 1,5C akan secara signifikan meningkatkan risiko kepunahan massal, mengganggu ekosistem dan layanan vital yang mereka sediakan.
  • Keamanan Pangan dan Air:  Perubahan iklim telah memengaruhi hasil pertanian dan ketersediaan air di banyak bagian dunia. Melebihi 1,5C akan memperburuk tantangan ini, membahayakan keamanan pangan bagi jutaan orang.

IPCC menekankan bahwa membatasi pemanasan hingga 1,5C, meskipun masih menimbulkan tantangan signifikan, menawarkan peluang yang jauh lebih besar untuk menghindari dampak perubahan iklim yang paling dahsyat dan tidak dapat diubah.

Perlombaan Melawan Waktu: Bisakah Kita Mempertahankan 1,5C?

Jawaban singkatnya: Rumit.

Dunia telah menghangat sekitar 1,1C sejak masa pra-industri, dan peluang untuk membatasi pemanasan hingga 1,5C semakin menipis. IPCC memperingatkan bahwa untuk mencapai target ini, emisi gas rumah kaca global harus mencapai puncaknya sebelum tahun 2025 dan dikurangi hingga 43% pada tahun 2030 -- tugas monumental yang memerlukan tindakan segera dan transformatif dalam skala global.

Meskipun mendesak, emisi global saat ini terus meningkat. Meskipun ada beberapa perkembangan positif, seperti semakin terjangkaunya energi terbarukan dan meningkatnya kesadaran publik terhadap perubahan iklim, kemajuan ini tidak terjadi pada skala dan kecepatan yang diperlukan untuk memenuhi target 1,5C.

Beberapa faktor berkontribusi terhadap kesenjangan antara ambisi dan tindakan:

  • Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil:  Ekonomi global masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, dan transisi ke sistem energi rendah karbon memerlukan investasi dan kemauan politik yang signifikan.
  • Kurangnya Kemauan Politik:  Meskipun ada konsensus internasional yang berkembang tentang perlunya mengatasi perubahan iklim, menerjemahkan konsensus ini menjadi tindakan konkret terbukti menantang, dengan beberapa negara gagal memenuhi komitmen mereka berdasarkan Perjanjian Paris.
  • Keadilan dan Kesetaraan:  Perubahan iklim berdampak secara tidak proporsional pada masyarakat yang paling rentan, yang paling sedikit berkontribusi terhadap masalah tersebut. Untuk mengatasi ketidakadilan ini diperlukan pendekatan yang adil dan setara terhadap aksi iklim yang memprioritaskan kebutuhan mereka yang paling terdampak.

Menghadapi Masa Depan yang Penuh Kelebihan Kapasitas: Keharusan Adaptasi dan Mitigasi

Meskipun membatasi pemanasan hingga 1,5C merupakan harapan terbaik untuk mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim, semakin besar kemungkinan dunia akan melampaui target ini untuk sementara waktu sebelum suhu kembali turun. Melampaui target ini, meskipun sementara, membawa risiko yang signifikan, yang berpotensi memicu titik kritis yang tidak dapat diubah dalam sistem iklim.

Mengingat hal ini, dunia harus menempuh dua pendekatan terhadap aksi iklim, dengan memprioritaskan mitigasi dan adaptasi:

  • Mitigasi:  Mengurangi emisi gas rumah kaca dengan cepat tetap menjadi hal yang terpenting. Hal ini memerlukan perubahan mendasar dalam sistem energi, transportasi, penggunaan lahan, dan pola konsumsi.
  • Adaptasi:  Bahkan dengan upaya mitigasi yang ambisius, perubahan iklim pada tingkat tertentu tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, kita harus berinvestasi dalam strategi adaptasi untuk membangun ketahanan dan mengurangi kerentanan terhadap dampak perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan laut, peristiwa cuaca ekstrem, dan kelangkaan air.

Melampaui 1,5C: Sebuah Ajakan untuk Bertindak

Target 1,5C bukanlah batas yang dapat membuat semua harapan sirna. Namun, target ini menjadi pengingat yang jelas tentang urgensi dan skala tindakan yang diperlukan untuk mengatasi krisis iklim.

Dunia berada di persimpangan jalan. Pilihan yang kita buat hari ini akan menentukan masa depan planet kita dan generasi mendatang. Mencapai target 1,5C memerlukan perubahan mendasar dalam hubungan kita dengan lingkungan, yang didorong oleh inovasi, kolaborasi, dan komitmen bersama untuk menjaga planet ini bagi generasi sekarang dan mendatang.

Ini bukanlah tantangan yang dapat diatasi oleh satu negara, komunitas, atau individu saja. Ini memerlukan upaya kolektif, yang berakar pada pemahaman bersama tentang keterkaitan dunia kita dan urgensi krisis iklim. Waktu untuk berpuas diri sudah lama berlalu. Waktu untuk tindakan yang berani dan transformatif adalah sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun