Mohon tunggu...
rahmat ridho
rahmat ridho Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

saya akan menulis berbagai macam artikel yang membahas isu lingkungan, energi terbarukan, pertanian, sumber daya alam. semoga bermanfaat bagi pembaca

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Target Iklim 1,5 Derajat Celcius: Secercah Harapan atau Mimpi yang Kejauhan?

16 Juli 2024   07:17 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:22 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia telah menghangat sekitar 1,1C sejak masa pra-industri, dan peluang untuk membatasi pemanasan hingga 1,5C semakin menipis. IPCC memperingatkan bahwa untuk mencapai target ini, emisi gas rumah kaca global harus mencapai puncaknya sebelum tahun 2025 dan dikurangi hingga 43% pada tahun 2030 -- tugas monumental yang memerlukan tindakan segera dan transformatif dalam skala global.

Meskipun mendesak, emisi global saat ini terus meningkat. Meskipun ada beberapa perkembangan positif, seperti semakin terjangkaunya energi terbarukan dan meningkatnya kesadaran publik terhadap perubahan iklim, kemajuan ini tidak terjadi pada skala dan kecepatan yang diperlukan untuk memenuhi target 1,5C.

Beberapa faktor berkontribusi terhadap kesenjangan antara ambisi dan tindakan:

  • Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil:  Ekonomi global masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, dan transisi ke sistem energi rendah karbon memerlukan investasi dan kemauan politik yang signifikan.
  • Kurangnya Kemauan Politik:  Meskipun ada konsensus internasional yang berkembang tentang perlunya mengatasi perubahan iklim, menerjemahkan konsensus ini menjadi tindakan konkret terbukti menantang, dengan beberapa negara gagal memenuhi komitmen mereka berdasarkan Perjanjian Paris.
  • Keadilan dan Kesetaraan:  Perubahan iklim berdampak secara tidak proporsional pada masyarakat yang paling rentan, yang paling sedikit berkontribusi terhadap masalah tersebut. Untuk mengatasi ketidakadilan ini diperlukan pendekatan yang adil dan setara terhadap aksi iklim yang memprioritaskan kebutuhan mereka yang paling terdampak.

Menghadapi Masa Depan yang Penuh Kelebihan Kapasitas: Keharusan Adaptasi dan Mitigasi

Meskipun membatasi pemanasan hingga 1,5C merupakan harapan terbaik untuk mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim, semakin besar kemungkinan dunia akan melampaui target ini untuk sementara waktu sebelum suhu kembali turun. Melampaui target ini, meskipun sementara, membawa risiko yang signifikan, yang berpotensi memicu titik kritis yang tidak dapat diubah dalam sistem iklim.

Mengingat hal ini, dunia harus menempuh dua pendekatan terhadap aksi iklim, dengan memprioritaskan mitigasi dan adaptasi:

  • Mitigasi:  Mengurangi emisi gas rumah kaca dengan cepat tetap menjadi hal yang terpenting. Hal ini memerlukan perubahan mendasar dalam sistem energi, transportasi, penggunaan lahan, dan pola konsumsi.
  • Adaptasi:  Bahkan dengan upaya mitigasi yang ambisius, perubahan iklim pada tingkat tertentu tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, kita harus berinvestasi dalam strategi adaptasi untuk membangun ketahanan dan mengurangi kerentanan terhadap dampak perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan laut, peristiwa cuaca ekstrem, dan kelangkaan air.

Melampaui 1,5C: Sebuah Ajakan untuk Bertindak

Target 1,5C bukanlah batas yang dapat membuat semua harapan sirna. Namun, target ini menjadi pengingat yang jelas tentang urgensi dan skala tindakan yang diperlukan untuk mengatasi krisis iklim.

Dunia berada di persimpangan jalan. Pilihan yang kita buat hari ini akan menentukan masa depan planet kita dan generasi mendatang. Mencapai target 1,5C memerlukan perubahan mendasar dalam hubungan kita dengan lingkungan, yang didorong oleh inovasi, kolaborasi, dan komitmen bersama untuk menjaga planet ini bagi generasi sekarang dan mendatang.

Ini bukanlah tantangan yang dapat diatasi oleh satu negara, komunitas, atau individu saja. Ini memerlukan upaya kolektif, yang berakar pada pemahaman bersama tentang keterkaitan dunia kita dan urgensi krisis iklim. Waktu untuk berpuas diri sudah lama berlalu. Waktu untuk tindakan yang berani dan transformatif adalah sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun