Mohon tunggu...
rahmat ridho
rahmat ridho Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

saya akan menulis berbagai macam artikel yang membahas isu lingkungan, energi terbarukan, pertanian, sumber daya alam. semoga bermanfaat bagi pembaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Lautan dalam Krisis, Mengapa Geopolitik Harus Mengalah pada Ekopolitik?

13 Juli 2024   17:13 Diperbarui: 18 Juli 2024   18:16 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini, perebutan sumber daya, ditambah dengan semakin besarnya dampak perubahan iklim, semakin memperketat persaingan tersebut.

Arktik, yang dulunya merupakan gurun beku, menjadi semakin mudah diakses karena mencairnya es laut, terbukanya rute pelayaran baru, dan akses terhadap cadangan minyak dan gas yang belum dimanfaatkan.

Hal ini menyebabkan meningkatnya ketegangan geopolitik, dimana negara-negara Arktik berlomba-lomba untuk menguasai perairan penting yang strategis ini.

Laut Cina Selatan, yang merupakan jalur pelayaran penting dan merupakan lokasi penangkapan ikan yang berharga, telah menjadi titik konflik lainnya.

Klaim teritorial Tiongkok yang tegas di wilayah tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara tetangganya dan komunitas internasional, yang menyoroti potensi konflik mengenai berkurangnya sumber daya laut.

Selain itu, kurangnya peraturan internasional yang jelas yang mengatur kegiatan di wilayah di luar yurisdiksi nasional, seperti laut lepas, menciptakan kesenjangan tata kelola yang memicu praktik-praktik tidak berkelanjutan dan menghambat upaya konservasi yang efektif.

Dari Geopolitik ke Ekopolitik: Menuju Masa Depan Laut yang Berkelanjutan

Tata kelola kelautan saat ini, yang ditandai dengan peraturan yang terfragmentasi, kepentingan nasional jangka pendek, dan terputusnya hubungan dengan urgensi krisis iklim, sangatlah tidak berkelanjutan. Untuk menjamin kesehatan laut dan kesejahteraan generasi mendatang, diperlukan perubahan paradigma yang radikal.

Pergeseran ini memerlukan peralihan dari kerangka geopolitik tradisional yang memandang laut terutama melalui kacamata persaingan dan ekstraksi sumber daya.

Sebaliknya, kita perlu menganut perspektif "ekopolitik" yang mengakui keterhubungan antara masyarakat manusia dan lingkungan alam.

Elemen kunci dari paradigma baru ini meliputi:

1. Mengakui Laut sebagai Milik Bersama Global

Laut bukanlah kumpulan wilayah nasional, melainkan sumber daya bersama yang dimiliki seluruh umat manusia. Tata kelolanya memerlukan kerja sama internasional, transparansi, dan komitmen terhadap pembagian keuntungan yang adil.

2. Memprioritaskan Konservasi dan Pemanfaatan Berkelanjutan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun