3. Pengembangan Program Konservasi: Program konservasi yang berkelanjutan harus dikembangkan dengan melibatkan masyarakat lokal. Ini bisa berupa program penanaman pohon, penguatan pengawasan, atau pelatihan keterampilan untuk masyarakat yang tinggal di sekitar habitat satwa liar.
4. Teknologi untuk Konservasi: Penggunaan teknologi seperti pemantauan satelit, pengenalan pola, dan sistem pengawasan pintar dapat membantu memantau dan melindungi satwa liar secara lebih efektif. Teknologi juga dapat membantu dalam penelitian dan pemahaman lebih mendalam tentang perilaku satwa liar.
5. Kesadaran dan Pendidikan Masyarakat: Program pendidikan dan sosialisasi harus ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi satwa liar. Melalui edukasi, masyarakat dapat lebih memahami konsekuensi dari perburuan ilegal dan degradasi habitat bagi satwa liar dan ekosistem.
Kesimpulan
Konflik antara manusia dan satwa liar di Indonesia adalah masalah yang kompleks dan membutuhkan pendekatan holistik dalam penanganannya. Perubahan habitat, perdagangan ilegal, dan konflik ganda adalah beberapa tantangan utama yang harus dihadapi.Â
Namun, dengan pembentukan kawasan konservasi yang efektif, penegakan hukum yang ketat, dan pengembangan program konservasi yang berkelanjutan, serta meningkatkan kesadaran dan pendidikan masyarakat, diharapkan konflik ini dapat diminimalisir.Â
Kita semua memiliki tanggung jawab untuk melindungi keanekaragaman hayati Indonesia, sehingga satwa liar dan manusia dapat hidup berdampingan secara harmonis dan berkelanjutan.
Informasi Tambahan:
https://tngciremai.menlhk.go.id/konflik-satwa-liar/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI