Bila hal terakhir ini yang terjadi, maka bersiaplah Risma untuk kecewa dan gigit jari, karena dengan menempatkan kemenangan Risma dalam pemilukada DKI sebagai tujuan sekunder atau tersier dari PDI Perjuangan maka bisa dipastikan "mesin politik" PDI Perjuangan dalam Pemilukada DKI nantii tidak akan "dinyalakan" dengan kekuatan maksimal, yang pada akhirnya kita bisa memprediksikan  seperti apa ending-nya.
Oleh karena itu, sekali lagi Risma harus memperhitungkan betul berbagai kemungkinan itu. Dengan memperingatkan ini bukan saya bermaksud meremehkan kemampuan politik dan analisis Risma. Bagi saya Risma adalah Walikota dan sosok pemimpin yang hebat, dan itu sudah terbukti dan tidak perlu diragukan lagi. Namun kadangkala Risma, sebagai sosok wanita dengan keikhlasan, kejujuran, dan "kepolosannya" seringkali berpikir positif kepada orang lain sehingga bisa jadi tanpa disadarinya dapat terseret dalam pusaran dan skenario politik yang sebenarnya dimaksudkan untuk menjebakny
a. Semoga tulisan pendek ini dapat memberikan sedikit bahan pemikiran dan pertimbangan Risma sebelum memutuskan menerima penugasan PDI Perjuangan untuk berangkat menjadi calon Gubernur dalam Pemilukada  DKI Jakarta tahun 2017. Wallahua'lam.  (Penulis adalah PNS Pemkab Kediri, Dosen Universitas Islam Kadiri, Alumnus MAP-UGM Yogyakarta, Ketua Ormas GR-MKLB Kediri)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H