Pembelajaran Berbasis Peran
Setiap peserta didik mengambil peran tertentu dalam kegiatan olahraga, baik sebagai pemain, pelatih, manajer dll. Dengan cara ini, mereka tidak hanya belajar keterampilan-keterampilan teknik olahraga, tetapi juga mengasah keterampilan manajerial dan kepemimpinan. adapun peran yang dapat dipilih oleh peserta didik antara lain;
- Pemain: Menerapkan teknik olahraga sesuai arahan pelatih.
- Pelatih: Merancang strategi permainan, mengatur sesi latihan, dan memotivasi pemain untuk mencapai target kinerja.
- Manajer: Mengelola keseluruhan operasional tim, termasuk jadwal pertandingan, logistik, serta memastikan koordinasi antara pemain dan pelatih berjalan efektif.
- Wasit: Memimpin jalannya pertandingan dengan aturan yang jelas, menilai dan membuat keputusan dalam permainan.
- Wartawan Olahraga: Meliput pertandingan, menulis artikel atau laporan terkait performa tim, serta wawancara pemain dan pelatih.
- Komentator Pertandingan: Menyampaikan analisis pertandingan secara langsung, menjelaskan taktik dan dinamika permainan kepada penonton.
Praktik Langsung dalam Simulasi Industri
Peserta didik terlibat dalam kegiatan yang mensimulasikan kondisi dunia kerja nyata, di mana mereka bertanggung jawab atas tugas yang melibatkan kerja tim, komunikasi efektif, dan pengambilan keputusan yang tepat.Â
kegiatan yang mensimulasikan proyek-proyek dunia kerja yang sesungguhnya, seperti penyelenggaraan turnamen olahraga. Setiap peserta didik berpartisipasi dalam proyek nyata yang memiliki hasil konkret dan dinilai berdasarkan keberhasilannya.
Contoh proyek:
- Pengelolaan Turnamen Mini-Voli: Peserta didik bertanggung jawab penuh atas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi turnamen mini-voli. Mereka mengatur aspek-aspek seperti pendaftaran peserta, penyusunan jadwal pertandingan, penyediaan fasilitas, hingga publikasi acara.
- Event Organizer dalam Olahraga: Peserta didik yang berperan sebagai event organizer harus mengoordinasikan semua elemen acara, dari logistik hingga promosi. Setiap bagian dari kegiatan ini direncanakan dan dieksekusi oleh peserta didik, dengan standar yang mencerminkan kebutuhan industri olahraga profesional. Melalui tahap ini, menunjukkan relevansinya dengan menghubungkan teori yang dipelajari di kelas dengan praktik nyata di lapangan, di mana peserta didik menghadapi tantangan nyata seperti mengelola sumber daya, waktu, dan menghadapi kendala logistik.
Evaluasi Kinerja Berbasis Produk dan Tim
Penilaian dalam HySET tidak hanya dilakukan berdasarkan hasil permainan atau keterampilan olahraga individu, tetapi juga mengukur kemampuan manajerial, kerja tim, dan hasil dari produk simulasi yang dihasilkan selama proses pembelajaran.
- Evaluasi Produk: Hasil dari proyek, seperti keberhasilan turnamen atau event olahraga, dinilai dari berbagai aspek, seperti:
- Kualitas perencanaan dan eksekusi.
- Kepuasan peserta atau penonton.
- Efisiensi penggunaan sumber daya.
- Evaluasi Tim: Penilaian juga dilakukan terhadap kolaborasi dan komunikasi dalam tim, di mana kinerja setiap anggota diukur berdasarkan kontribusinya terhadap keseluruhan proyek. Ini menekankan pentingnya kerja tim dan kemampuan manajerial dalam konteks industri olahraga.
Dengan penekanan pada produk nyata dan kerja tim, Â HySET memastikan bahwa peserta didik belajar untuk bertanggung jawab atas hasil kerja mereka, serta memahami pentingnya kolaborasi dan manajemen dalam mencapai tujuan bersama.
Pembentukan Hubungan Langsung dengan Industri
implementasi HySET juga dapat melibatkan hubungan langsung dengan dunia industri melalui kolaborasi dengan mitra industri olahraga atau perusahaan olahraga lokal. peserta didik memungkinkan terlibat dalam proyek-proyek yang memiliki relevansi dengan kebutuhan industri, seperti membantu pengelolaan event olahraga profesional atau bekerja dengan klub olahraga lokal untuk kegiatan nyata. Ini membantu peserta didik tidak hanya mempraktikkan keterampilan di lingkungan sekolah, tetapi juga mendapatkan pengalaman langsung yang sesuai dengan tuntutan industri.
 Pengalaman lapangan ini memberikan nilai tambah, karena peserta didik dapat melihat bagaimana proses di dunia nyata berlangsung, meningkatkan kesiapan mereka untuk terjun langsung ke dalam dunia kerja. Pembentukan hubungan langsung dengan industri jika memungkinkan dapat di lakukan tergantung pada tujuan, ketersediaan faktor-faktor pendukung terjalinya hubungan insdustri ini.
Model pembelajaran Hybrid Sports Education Teaching Factory (HySET) tidak hanya menciptakan lingkungan pembelajaran yang inovatif dan relevan, tetapi juga mendukung pencapaian visi Society 5.0. Dengan menggabungkan pembelajaran berbasis peran, teknologi digital, dan praktik industri, HySET mempersiapkan peserta didik untuk menjadi individu yang adaptif, kreatif, dan kompeten di dunia yang semakin digerakkan oleh teknologi. HySET sejalan dengan teori-teori pendidikan modern yang menekankan pentingnya pembelajaran holistik dan pengembangan soft skills yang relevan dengan kebutuhan masyarakat di masa depan.
Model Pembelajaran Hyset Dalam Implementasinya di SMK Negeri Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, pada kelas 10 Jurusan TSM, DPIB, TJKT akan di tulis pada artikel berikutnya, terima kasih.