PELAJARAN KELIMA
Semula: Terbiasa ‘menyusahkan’ diri sendiri dengan berpikir rumit
Hasil: Semua dimulai dengan hal yang sederhana :) Kadang kala, berpikir sederhana tidak lebih buruk dari memikirkan hal-hal rumit, for the first time
Tanggapan:
Sangat setuju. Gagasan ini saya peroleh dari serangkaian kegiatan outbond yang kami lakukan di hari ketiga. Kami, orang-orang yang terbiasa memikirkan hal-hal rumit, hingga tidak menyadari bahwa segala sesuatu juga disertai penjelasan dan penyelesaian yang sederhana, terjebak dalam situasi konyol yang terus menerus menyusahkan kami –buah paling logis dari penyusahan diri sendiri, begitu saya menyebutnya-. Kami tidak menyadari bahwa sering kali kita tidak dapat menyerap informasi secara jernih, sehingga seringkali terjebak dalam penyelesaian penuh ‘emosi’ yang seringkali menyesatkan. Ideologi mahasiswa, “Semuanya harus diselesaikan secara dramatis, juga spektakuler.” Begitu pikirku. Saat situasi seperti itu, banyak tantangan yang tidak dapat diselesaikan –dengan solusi dramatis dan spektakuler tersebut. Setelah tahu, kita hanya terdiam dan mengutuk diri sendiri, “Waah, ternyata bisa diselesaikan dengan semudah itu. Kenapa gak kepikiran yaa?” Hei, otakmu sudah terbiasa dengan hal-hal rumit boy. Jangan kau siksa lagi otakmu dengan masalah-masalah sepele! :)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI