Mohon tunggu...
Rahmat Hadi
Rahmat Hadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

@rahmathadi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Tips Traveling di Bulan Ramadhan

20 Juni 2015   12:47 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:43 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puasa sebulan penuh selama Bulan Ramadhan bukan berarti tak melakukan apapun termasuk traveling. Perlu diingat bahwa selain karena perintah Allah, puasa juga bertujuan untuk melatih kepedulian dan kepekaan sosial. Dengan berpuasa kita bisa ikut merasakan hal yang dialami oleh saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Bukan hanya selama Ramadhan, di bulan-bulan lainnya pun mereka terkadang bahkan mungkin hampir setiap hari harus menahan lapar dan dahaga karena keterbatasan ekonomi. Jadi tak perlu membatasi gerak selama puasa, tetap melakukan aktifitas seperti di luar bulan Ramadhan sebagaimana layaknya apa yang saudara-saudara kita alami. Dengan demikian kita akan memahami makna yang terkandung dalam puasa.

Melakukan traveling selama berpuasa pada dasarnya hampir sama saat melakukannya di luar Ramadhan. Di dalam Islam diajarkan bahwa orang yang sedang melakukan perjalanan jauh atau musafir tak wajib melaksanakan puasa namun harus menggantinya di hari lain di luar bulan Ramadhan. Namun jika anda merasa mampu menjalaninya, tak ada salahnya tetap melaksanakannya. Meski demikian, mengingat kondisi tubuh yang sedang menahan lapar, haus dahaga,emosi serta hal lainnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya:

1. Perhatikan tempat tujuan perjalanan

Melakukan perjalanan di Indonesia tentu tak terlalu sulit mengingat hampir seluruh daerah di tanah air memiliki umat muslim meskipun dalam jumlah yang berbeda. Meski demikian negeri kita memiliki 3 zona waktu berbeda yakni Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan Waktu Indonesia Timur (WIT). Ini ada hubungannya dengan jadwal imsak dan berbuka. Cobalah cari tahu kedua jadwal itu sebelum memulai perjalanan jadi bisa memasukkannya dalam penyusunan jadwal atau schedule (Itinerary) selama melakukan perjalanan.Begitu pula jika melakukan perjalanan keluar negeri, tetap perlu mencari tahu jadwal Imsak dan buka puasa daerah atau negara tujuan, semua ada di internet baik dalam bentuk artikel, blog ataupun anda bisa bertanya di komunitas traveler yang jumlahnya cukup banyak.

Cari tahu pula di daerah mana terdapat mesjid. Biasanya kawasan sekitar mesjid adalah tempat tinggal kaum muslim dan tak jarang ada hotel atau penginapan. Selain mudah mendapatkan makanan halal saat sahur dan berbuka juga bisa berinteraksi dengan sesama muslim dari lain daerah atau Negara. Melaksanakan ibadah Ramadhan khususnya shalat tarawih pastinya akan memberikan kenangan tersendiri selama perjalanan anda.

2. Hindari berpergian di awal dan akhir puasa (kecuali mudik), jika memungkinkan.

Hal ini berhubungan dengan kondisi tubuh untuk perjalanan di awal puasa, dan berhubungan dengan arus mudik (di Indonesia) saat menjelang akhir Ramadhan. Berpuasa pada dasarnya adalah lebih ke factor kebiasaan. Di awal puasa, tubuh sedang melakukan adaptasi dan perlu beberapa hari (biasanya 2-3 hari) untuk menyesuaikan diri dengan jam makan, minum dan tidur. Di saat itu juga kita akan merasakan badan sedikit lemah terkadang pusing atau beberapa gangguan lainnya tapi itu hanya sementara. Setelah terbiasa maka akan hilang dengan sendirinya.

Di akhir puasa khususnya di Indonesia dan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei juga mengenal budaya mudik saat lebaran. Kalau untuk Indonesia tak perlu di ceritakan, pasti semua sudah paham bagaimana kondisi jalanan di akhir Ramadhan atau menjelang lebaran. Kemacetan bahkan kesemrawutan melanda dimana-mana khususnya di daerah-daerah yang berpenduduk mayoritas muslim. Beberapa negara lain juga mengalami hal yang sama meski tak persis seperti yang terjadi di Indonesia. Selain masalah mudik, ada beberapa negara juga menutup tempat-tempat wisatanya menjelang lebaran. Salah satunya yang pernah aku alami tahun lalu saat melaksanakan puasa dan lebaran di Kashmir, India. Mencari tahu situasi yang terjadi saat kita nanti sedang berada di tempat tujuan adalah cara terbaik. Bisa melalui internet atau melakukan korespondensi dengan teman atau kenalan di sana.

3. Persiapkan bekal

Hal ini sangat penting khususnya jika anda berpergian jauh dan akan melaksanakan buka puasa atau sahur di perjalanan atau di atas pesawat. Perhatikan jadwal perjalanan anda. Khususnya jika anda keluar negeri, perhitungkan pula waktu saat anda harus melewati imigrasi Negara tujuan. Sebuah pengalaman saat transit di Kalkuta dalam perjalanan ke Kashmir bulan puasa tahun lalu, aku harus melewatkan waktu selama 5 jam di Imigrasi untuk pengurusan Visa on Arrival (VoA). Landing di Airport Kalkuta jam 1 pagi, aku baru bisa meninggalkan imigrasi menjelang pukul 6 pagi untuk mendapatkan selembar Voa. Jadilah aku harus sahur di depan counter imigrasi dan tidak bisa kemana-mana. Untungnya aku sudah membawa beberapa roti dan sebotol air mineral untuk sahur.

Perlu diperhatikan bahwa ada beberapa airport yang tidak mengijinkan penumpang membawa air minum ke cabin pesawat. Sampaikan ke petugas airport bahwa anda sedang berpuasa dan membutuhkan air untuk berbuka atau sahur. Jika mereka tetap menolak, tak ada pilihan lain selain membeli air minum di atas pesawat yang harganya pastinya sangat mahal. Siapkan uang anda di tas ataui dompet yang anda bawa ke tempat duduk dan bukan di simpan di tempat tas yang diletakkan di Kompartemen cabin di atas. Hal itu akan menyulitkan saat akan melakukan pembayaran. Beberapa airlines terkadang memberikan air minum dan makanan untuk sahur dan berbuka tapi tak semuanya seperti itu jadi lebih baik jaga-jaga. Harus diingat bahwa buka puasa dan sahur adalah hal yang sangat penting untuk menjaga stamina anda selama perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun