Masuk ke dalam taj mahal ibarat masuk ke sebuah masa kejayaan abadi yang di bangun atas rasa cinta yang mendalam. Betapa tidak, hampir tidak percaya rasa cinta seorang Shah Jahan dituangkan ke dalam mozaik-mozaik yang sangat detail dan menawan seperti yang ada di dalam Taj Mahal. Ukiran marmer, kaligrafi, perpaduan warna serta pada padan simetris adalah hal-hal yang sepertinya mustahil di lakukan di jaman dulu namun ini nyata. Tak heran jika bangunan ini selalu mengundang decak kagum para pengunjung dari seluruh penjuru dunia. Taj Mahal memang indah luar biasa....
Masuk ke dalam bangunan hingga ke bagian tengah, tepatnya di bawah kubah utama, terdapat lah makam sang ratu yang beruntung mendapatkan cinta seorang raja seperti Shah Jahan yang saat ini juga dimakamkan di sisinya. itulah satu-satunya hal yang tidak simetris yang ada di bangunan ini karena memang di awalnya makam Shah Jahan bukan di bangunan yang sama. Di mana? Tenanggg... nanti akan di ceritakan dan ditunjukkan juga fotonya.
Pengunjung semakin padat dan suasana di dalam Taj Mahal semakin panas, aku memutuskan untuk keluar kompleks melalui pintu selatan, berbeda dengan pintu yang aku gunakan waktu masuk yakni pintu barat karena aku mampir ke mesjid Fatehpuri yang terletak di samping kompleks untuk shalat Dhuhur.
Di sepanjang jalan keluar, banyak sekali pedagang makanan, minuman dan souvenir yang bertemakan Taj Mahal yang harganya murah jikaa... anda jago menawar! Kalo di Indonesia biasanya harga akan di tawar hingga setengah harga, jika di sini tawar hingga seperlima harga. Jangan kuatir mereka tidak akan memberikannya karena jika harga itu masih masuk range mereka, pedagangnya pasti akan memanggil anda. Jika tidak, pedagang lain sudah siap untuk menarik tangan anda dan membujuk bahwa dia bisa memberikan harga yang anda inginkan di kedai dia. Incredible India!
Senja tiba, dan aku sudah duduk manis di roof top hotel ditemani 1 teko chai hangat seperti yang aku rencanakan, menikmati sunset di Taj Mahal. Â Dari kejauhan tampak puncak Taj Mahal berhiaskan belasan burung yang terbang mengitari. Aku sangat menikmati suasana senja itu hingga suara adzan maghrib pertanda malam sudah bertugas menggantikan siang membuat aku harus beranjak kembali ke kamar.
Pagi masih gelap dan jam masih menunjukkan pukul 5.30 Â saat aku sudah check out di receptionist hotel untuk segera menuju ke Station Agra untuk kembali ke Delhi naik kereta jam 8.30 pagi. Artinya aku masih punya waktu 3 jam sebelum kereta berangkat. Tiket sudah di tangan dan aku masih punya rencana untuk mengunjungi 1 tempat yang sudah aku janjikan di atas, tempat yang rencana awalnya Shah Jahan akan di makamkan.