Mohon tunggu...
Rahmad Arbadilah Damanik
Rahmad Arbadilah Damanik Mohon Tunggu... Aktor - Penulis Lepas

Communication Student - Riau University

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyendiri Bukan Berarti Kesepian

10 Januari 2022   18:29 Diperbarui: 10 Januari 2022   18:32 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alone and Lonely.. What's different?

Being alone doesn't mean lonely, and being lonely doesn't mean you are alone..

Kesepian bisa dikatakan sebagai suatu kondisi dimana seseorang  merasa terkucil, hampa dan tidak ada yang menemani/peduli. Orang yang merasakan kesepian tidak selamanya harus berada di tempat yang sepi (ga harus di kuburan, misalnya). 

Kondisi itu bisa saja diakibatkan oleh ketidakmampuan seseorang menjalin interaksi ataupun relasi sosialnya. Bisa juga karena kehilangan seseorang yang pernah selalu ada bersamanya, seperti kehilangan pasangan, teman, keluarga, dll. 

Tapi menurut penulis bisa saja hal itu juga terjadi karena faktor eksternal, namun kesepian yang dirasakan mungkin dalam skala kecil.  Contoh saat momen ngumpul bareng teman atau reunian, semuanya pada sibuk bermain handphone atau membicarakan tentang kesuksesannya. Atau membicarakan tentang hal yang kita tidak tahu sama sekali, sehingga kita merasa tidak dihargai atau tidak nyaman yang berujung pada perasaan kesepian.

Orang yang kesepian juga bukan berarti dia sendiri, bahkan bisa saja dia memiliki banyak teman, baik di dunia nyata, maya, maupun alam ghaib barangkali hehe. Hanya saja tidak ada orang yang peduli, atau sekedar menemaninya. Salah satu contohnya kelompok pembuatan tugas kuliah atau makalah pas di SMA, mungkin seseorang tersebut merasa sendiri diantara makhluk yang antara ada dan tiada.

Sebenarnya kesepian bisa saja menimpa seseorang sehingga bisa dikatakan sebagai hal yang lumrah. Namun dampaknya juga rentan berbahaya apabila dibiarkan. Kesepian dapat menyebabkan stress/depresi yang berkepanjangan, cemas, merasa tidak berarti, merasa tidak ada yang peduli, dll. 

Kesepian memiliki aspek, jenis, faktor pemicu, dan klasifikasi. Namun itu tidak akan dibahas detail dalam tulisan ini. Jika tertarik, pembaca bisa menemukannya melalui jurnal dan artikel di google (ciee yang mungkin lagi kesepian).

Lain halnya dengan menyendiri. Menyendiri kadang menjadi pilihan, tidak seperti kesepian yang dilanda oleh keadaan tertentu. Jadi menyendiri, belum tentu kesepian. Pada suatu kondisi, kadang seseorang memilih untuk sendiri. Bahkan menyendiri di tengah keramaian beserta hiruk pikuknya. 

Menyendiri kadang bisa juga disebut sebagai "me time" dan bisa juga bertujuan untuk "self healing" gitu kalau kata orang mah. Menyendiri biasanya memiliki waktu tertentu, tidak selamanya. Kecuali yang dimaksud adalah orang yang men-jomblo seumur hidup, ini beda konsep!

Seringkali menyendiri juga memiliki konotasi negatif. Dimana pelaku yang mengambil keputusan untuk menyendiri beberapa saat kemudian dianggap sebagai "anti sosial", "kuper", "sedang bertelor", atau gelar lainnya yang memiliki makna serupa. Padahal kedua hal tersebut sangatlah jauuuuh perbedaannya.

Kecuali menyendiri yang dimaksud adalah seorang remaja yang menyendiri di kamar, tidak ingin berjumpa orang lain, pesan makannya melalui sh*pee food, dan tidak mau keluar selama berbulan-bulan. Itu memang kelewatan bingitz sih. 

Tapi tetap orang tersebut juga bakalan keluar dan jumpa orang lain karena sebentar lagi ada kuliah offline, hehe. Mungkin akan ada pembahasan khusus nantinya mengenai ini pada tulisan kedepannya.

Balik lagi ke menyendiri, bisa saja dengan hal tersebut seseorang bisa tenang dan fokus untuk melakukan/menyelesaikan sesuatu, mungkin untuk mengembalikan kembali mood atau semangat, dan membuatnya lebih nyaman aja. 

Menyendiri kadang dapat tercermin dari aktivitasnya, misalnya seseorang yang memilih sibuk sendiri untuk membaca buku di pojok taman agar lebih fokus, atau pergi makan dan belanja sendiri, masak-masak sendiri, makan-makan sendiri, nyuci baju sendiri, tidur pun sendiri (kok kayak ada iramanya ya).

Untuk itu jangan salah memahami konteks "menyendiri" sehingga keliru dalam pengaplikasiannya. Contoh ngawurnya adalah sholat sendiri di masjid disaat ada sholat berjama'ah atau mengurung diri seperti kasus diatas tadi. 

Oh iya, dalam agama islam sendiri, tidak ada yang namanya "menyendiri" yang dimaksud sebagai "sendiri". Karena dia yakin dimanapun dia berada, apapun yang dilakukan, selalu dalam pengawasan dan pertolongan Allah Subhanahu Wata'ala (MasyaAllah Akhi/Ukhti). Makanya shalat tahajjud di sepertiga malam terakhir itu sejatinya hanya berduaan dengan Sang Khaliq.

Untuk itu teruslah bersosialisasi, menambah relasi, berkumpul dengan teman, keluarga dan masyarakat sekitar. Dan juga jangan sampai kesepian dengan mengenali penyebabnya dan cara mengantisipasinya. Boleh mengambil pilihan "menyendiri" apabila memang dibutuhkan dan tentunya harus tepat dalam pengaplikasiannya. 

Untuk abang-abang dan kakak-kakak yang kesepian dan menyendiri karena putus cinta atau yang tak lekas menemukan pendampingnya, tetap semangat. Saya doakan semoga diberikan pengganti atau dipersiapkan yang lebih baik untuk menjadi pendamping hidupnya (tapi bo'ong).

-----

RAD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun