Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merasakan Kafkaesque Ketika Memiliki Jabatan Tinggi: Alienasi & Birokrasi

19 Januari 2025   02:22 Diperbarui: 19 Januari 2025   02:22 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover novel Meetamorfosis karya Franz Kafka. Sumber: Dokumen pribadi.

Pernahkah Anda merasa terjebak dalam situasi yang tidak masuk akal, seolah sistem di sekitar Anda melawan? Itulah esensi Kafkaesque, sebuah konsep yang tak hanya relevan dalam sastra, tetapi juga dalam kehidupan modern.

Kafkaesque secara ringkas adalah sebuah kondisi aneh, tidak wajar, dan kompleks terkait kekuatan asing yang membelenggu kita. Kekuatan yang entah darimana datangnya ini tidak bisa kita kalahkan dan kita terisolasi dengan dunia di luar kita. 

Pada wajarnya kebanyakan orang biasa yang tidak punya kekuatan yang sering mengalaminya, atau secara kasarnya para orang tanpa pangkat dan jabatan. Walaupun begitu kadang orang yang memiliki jabatan tinggi dan juga terpandang dapat juga merasakannya.

Sebetulnya saya menuliskan ini terkait pengalaman pribadi yang pernah menjabat dalam lembaga organisasi mahasiswa (Ormawa) tingkat universitas kampus saya. Dengan membawa pengharapan untuk mengubah kehidupan mahasiswa di kampus saya terutama terkait administrasi kelembagaan Ormawa, tapi pada kenyataannya saya malah terkungkung dengan sistem birokrasi lama yang tidak bisa kami ubah.

Perasaan yang tidak mampu serta kehidupan Ormawa yang membelenggu saya dengan mengorbankan ketenangan serta kelancaran akademik saya (karena ya sekarang saya sedang mengerjakan skripsi dan hal ini agak sedikit menghambat), membuat saya jengkel walaupun saya tidak tahu harus jengkel ke siapa selain kepada diri sendiri.

Namun sebelum itu lebih baik kita berkenalan terlebih dahulu dengan istilah kafkaesque (diucapkan: kaf-ka-es), sebuah istilah psikologis yang datang dan diambil dari karya-karya Franz Kafka.

Apa itu Kafkaesque?    

Istilah Kafkaesque sendiri sebenarnya berasal dari karya-karya Franz Kafka, penulis asal Praha, Republik Ceko saat ini. Karya-karya Kafka memiliki nuansa yang terkesan sangat murung dan banyak menceritakan tokoh-tokohnya dalam keterasingan psikologis, ketidakberdayaan, serta tentu saja jarang memiliki ending yang bahagia.

Namun, novel-novel karya Kafka banyak mengilhami dunia sastra seperti karya-karya George Orwell, Haruki Murakami, Salman Rushdie, dan masih banyak lagi. Tak hanya di dunia sastra, pada bidang filsafat sebut saja pemikiran eksistensialisme dari Jean-Paul Sartre dan Albert Camus merupakan sedikit dari banyak penulis dan filsuf yang secara tidak langsung terilhami oleh karya-karya Kafka.

Cover novel Meetamorfosis karya Franz Kafka. Sumber: Dokumen pribadi.
Cover novel Meetamorfosis karya Franz Kafka. Sumber: Dokumen pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun