Namun etika humanisme memunculkan etika yang berlandaskan subjektivisme karena berasal dari masing-masing individu. Walaupun etika otoritarian menghasilkan objektivisme etika, namun pada akhirnya etika akan dibawa pada hedonisme saja karena manusia senantiasa mendekati kebahagiaan dan menjauhi ketidakbahagiaan.
Pada dasarnya etika humanisme adalah sebuah ilmu pengetahuan terapan yang berkaitan juga pada psikoanalisa karena pendekatannya yang tidak relativistik. Hal ini membuat ilmu pengetahuan terapan berkembang seiring dengan perkembangan psikologi juga. Hingga kita akan mengerti bahwa etika sangat dipengaruhi oleh perwatakan manusia.
Baca juga, Resensi Buku : Akar Kekerasan karya Erich Fromm
Sifat Dasar dan Watak Manusia
Sebelum mengetahui watak manusia yang dibahas Fromm dalam buku ini, alangkah baiknya kita membedakan antara apa itu perangai dan watak.Â
Perangai adalah sebuah mode reaksi dan gerak badan yang tidak bisa diubah. Sedangkan pembahasan utama kita yaitu watak, adalah suatu sifat yang dibentuk oleh pengalaman dan sewaktu-waktu dapat berubah jika mendapat pengalaman baru.
Setiap watak mempunyai dua proses dalam berinteraksi pada dunia yaitu proses asimilasi yang merupakan interaksi pada objek dan sosialisasi, interaksi terhadap sesama manusia.Â
Fromm turut membagi jenis watak menjadi dua yakni, watak non-produktif dan watak produktif. Watak non-produktif lalu dibagi lagi menjadi orientasi reseptif, orientasi eksploratif, orientasi menimbun, dan orientasi pasar. Penjelasannya sebagai berikut:
- Orientasi Reseptif
Orang dengan orientasi ini berpikir bahwa semua yang baik berasal dari luar dirinya dan dia harus menerima dengan pasrah. Asimilasi orientasi ini dengan menerima tanpa berusaha. Sedangkan sosialisasinya cenderung pada perilaku masokistik.
- Orientasi Eksploratif
Orang dengan orientasi ini adalah ingin mengambil segala yang baik dari luar dirinya. Asimilasi orientasi ini adalah mengambil secara ekspoitatif. Sedangkan sosialisasinya cenderung sadistik.
- Orientasi Penimbun
Orang dengan orientasi ini memiliki sedikit keyakinan pada hal yang baru sehingga ia senantiasa menimbun (Hoarding) apa yang dia miliki dan tidak mau melepaskannya. Asimilasinya dengan selalu menjaga sesuatu yang dia miliki sedangkan sosialisasinya ada pada merusak orang yang ingin mengambil sesuatu darinya.
- Orientasi Pasar
Orientasi ini sering dimiliki oleh manusia modern dimana dia harus menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi yang ada. Asimilasi orientasi ini pada bentuk memasarkan dan barter. Sedangkan sosialisasinya ada pada ketidakpedulian asalkan memuaskan pasar.
- Orientasi Produktif
Orientasi inilah yang paling baik dimana seseorang menyalurkan potensi-potensi kepribadiannya pada sebuah kerja yang produktif. Asimilasi orientasi ini ada pada bekerja. Sedangkan sosialisasinya ada pada mencintai dan menalar.
Seseorang akan menjadi dirinya jika dia dapat memiliki orientasi produktif dimana dia dapat bebas mengeluarkan potensi kepribadiannya dan bebas bernalar serta bebas mencintai dirinya, orang lain dan dunia.
Baca juga,Resensi Buku: Perang Dalam Diri Manusia karya Erich Fromm
 Masalah-Masalah Etika Humanistik dan Moral Masa Kini
Kita sering dibenturkan pada dilema antara mencintai diri sendiri atau mencintai orang lain. Mencintai diri dianggap bentuk egoisme sedangkan mencintai orang lain adalah pengorbanan yang melukai jiwa.Â
Padahal sebenarnya egoisme berbeda dengan mencintai diri dan juga jika seorang sudah mencintai dirinya maka dia akan mencintai orang lain karena hal itu adalah hubungan konjungtif sebagai proses menjadi dirinya sendiri.