Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Pikir-Pikir Dulu Jika Ingin PDKT Pada Masa Kuliah

10 Oktober 2022   17:58 Diperbarui: 11 Oktober 2022   19:20 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: pixabay.com

Mengenai kesendirian akan masa dewasa awal ini saya punya pendapat tentang para mahasiswa maupun mahasiswi yang tinggal di perantauan.

Hal ini berasal dari observasi saya pribadi di mana kebanyakan para pelajar ini cenderung lebih ingin pacaran ketimbang yang berasal dari daerah sekitar. Dan ini jelas pasti karena keasingan mereka akan tempat belajar mereka.

Saya sendiri memaklumi ada beberapa orang yang ketika berada di tempat perantauan merasa sepi dan sendiri sehingga cepat-cepat ingin punya pasangan untuk mengobati kesendirian itu. 

Ada yang berpacaran dari teman sedaerah yang membuat kerinduan akan kampung halaman jadi sedikit terobati. Namun ada juga yang menjalin hubungan dengan orang lokal agar lebih bisa mengenal tempat rantaunya. 

Dan bahkan ada juga yang sesama anak rantau berbeda daerah karena mungkin merasakan hal yang sama jauh dari rumah.

Walaupun begitu patut kita sadari bahwa mungkin tidak semua tapi kebanyakan para perantau ini hanya mengambil rasa kenyamanan berpacaran dan setelah dia kembali ke rumahnya maka cinta yang kalian jalin bisa berbeda. 

Kamu mungkin hanya rumah kedua bagi keterasingannya di tanah tempat dia menempuh pendidikan ini dan saat ia pulang maka "rumah aslinya" muncul.

Hindari D-Love dan Jadikan Cintamu B-Love

Terkait cinta dan PDKT ini saya jadi ingat teori dari Abraham Maslow tentang Piramida Kebutuhan-nya (Hierarcy of Needs), dan salah satu dari kebutuhan tersebut ada need of love dimana kita membutuhkan cinta agar aktualisasi diri kita terpenuhi. Maslow membagi cinta itu menjadi dua yakni Deficiency of Love (D-Love) dan Being of Love (B-Love).

D-love adalah sebuah cinta yang terjadi karena kebutuhan akan cinta dalam dirinya agar cepat-cepat terpenuhi. Tipe cinta inilah yang ingin selalu memiliki tanpa memberi, ingin selalu menerima dan menuntut apa saja dari pasangannya. 

Saya pernah punya teman yang sepertinya tipe cintanya D-Love terbukti dari dia deketin banyak cowok karena ingin dapat pacar. Walaupun dia akhirnya dapet pacar tapi harus dibayar dengan dia harus dilabeli Pick-me Girl.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun