Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saat Gus Samsudin Berjualan Kaos dan Habib Jindan Rilis Lagu Rap, Tebal Muka demi Manfaatkan Engagement

1 September 2022   21:31 Diperbarui: 1 September 2022   21:54 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perseteruan antara Gus Samsudin yang didukung para dukun melawan Pesulap Merah yang didukung para ahli agama dan juga para pakar sains nampaknya membuat para dukun menjadi bahan bully-an. 

Hal ini dikarenakan mungkin para dukun ini juga sudah ketahuan trik dan tipuannya, dan juga karena blunder mereka melaporkan Pesulap Merah (yang padahal bisa mereka santet) ke polisi.


Menurut saya perseteruan tersebut sudah berakhir dan mengakibatkan kejatuhan para dukun gadungan itu diikuti bully-an netizen pada tokoh bersangkutan. 

Kata-kata "Ho'oh Tenan" dari Gus Samsudin dan "Ente Kadang-Kadang" dari Habib Jindan menggema di sosial media sebagai simbol dari hinaan pada para dukun gadungan ini.


Dalam pikiran saya pribadi pasti kasus viral ini akan hilang tertelan waktu bersama nama Gus Samsudin dan Habib Jindan, namun saya tersentak ketika bersantai scroll Tiktok melihat Gus Samsudin berjualan kaos bertuliskan kata-kata ikoniknya "Ho'oh Tenan. 

Belum saya terbebas dari kekagetan saya oleh Gus Samsudin, tiba-tiba saat scroll beberapa VT saya juga menemukan Habib Jindan sedang bernyanyi rap dengan beberapa kata ikoniknya.


Saya sempat bingung mengapa ada orang yang sangat tebal muka seperti mereka. Yah mungkin ini karena dilihat dari sudut pandang pribadi saya yang seorang pemalu tapi eksistensi dan keputusan mereka untuk tetap menjadi public figure sangat-sangat luarbiasa. Namun masih ada pertanyaan kenapa mereka seberani ini di kepala saya.


Hipotesis Narsistik Diawal Perseteruan Mereka


Saya menduga di awal perseteruan antara Gus Samsudin Vs Pesulap Merah yang ikut menyeret dunia perdukunan melawan dunia rasional, Gus Samsudin dan Habib Jindan pasti punya masalah narsistik yang membuat mereka enggan untuk "mengakui" kekalahan mereka. 

Mereka merasa diri mereka punya keistimewaan walaupun keistimewaan itu bohongan dan anggapan diri mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun