Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Modernisme yang Memaksa Kita Menjadi Serakah dan Konsumtif

18 Agustus 2022   11:43 Diperbarui: 18 Agustus 2022   11:49 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang pasti memuji modernisasi sebagai simbol kemajuan dan kebaikan bagi dunia dimana modernisme adalah pembebas dari belenggu zaman kuno yang kolot nan usang. 

Namun pernahkah kita berpikir bahwa modernisme sebenarnya adalah sebuah "cambuk pemaksa" bagi lahirnya kebutuhan-kebutuhan baru dan gerbang bagi keserakahan menempati hati banyak orang.

Kita di dunia modern ini dipaksa untuk menjadi konsumtif demi menggerakkan roda ekonomi yang menjual berbagai kebutuhan baru yang sifatnya buatan. 

Ketamakan dan perilaku konsumtif yang berlebihan adalah suatu hal yang disukai para pelaku bisnis dan seakan-akan fasilitas yang dibuat mereka mendukung tindak keserakahan dan konsumtif itu melalui iklan-iklan dan strategi bisnisnya yang menjadikan pembelinya "kecanduan".

Dunia Hari ini dan Kebutuhan Buatannya

Sebenarnya kita memang memiliki kebutuhan hidup yang sudah ada sejak kita dilahirkan seperti yang dikatakan oleh Karl Marx dalam buku Gagasan Tentang Manusia Karya Erich Fromm yang menjelaskan bahwa kebutuhan pokok yang sifatnya menetap sebenarnya berkutat pada dorongan biologis seperti makan, minum, dan juga berkembang biak.

Namun semakin majunya ekonomi dan juga peradaban manusia membuat kebutuhan-kebutuhan pokok itu dikembangkan sedemikian rupa menjadi banyak kebutuhan-kebutuhan baru yang bersifat sintetis atau buatan. 

Kebutuhan akan internet dan gadget misalnya yang dimunculkan demi memperlihatkan dunia sosial baru yang dekat dengan genggaman tangan.


Kebutuhan baru yang berasal dari kebutuhan menetap biasanya membuat seseorang dapat berinteraksi dengan manusiawi secara wajar malah diperantarai oleh uang. 

Ambillah contoh seperti pacar sewaan yang banyak digunakan di negara-negara maju seperti Jepang, dimana pria-pria kesepian yang seharusnya dapat mendapatkan kehangatan interaksi antar lawan jenis yang manusiawi tanpa uang yang tidak berperan masif pada hubungan itu malah dijembatani oleh uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun