Homo Machina atau manusia mesin merupakan ungkapan yang banyak dikaitkan pada pandangan behaviorisme.
Masyarakat sibernetik yang mungkin sedang kita alami menuntut kita berperilaku dengan sesuai pasar dan juga pengumpulan keuntungan.Â
Sehingga, dalam kaitannya dengan meluasnya sistem permesinan yang menguntungkan ini juga meningkatkan perkembangan kapitalisme walaupun juga dibarengi dengan melesatnya teknologi karena dibangun dari prinsip saintifik.
Peran sains memang tidak lepas dari adanya kebutuhan kapitalisme yang berprinsip pada pengambilan keuntungan.Â
Bayangkan bagaimana keuntungannya jika semua orang dapat dimodifikasikan sehingga perilakunya cocok dengan pasar atau dapat mentaati berbagai aturan produksi, sangat fantastis keuntungannya jika ada yang berniat demikian.
Pengondisian perilaku kita dengan pengambilan keuntungan sebesar-besarnya dapat kita lihat dari ketergantungan kita terhadap gadget, kendaraan, dan lainnya yang bahkan orang yang tidak perlupun jadi terpaksa membelinya.
Masyarakat kita juga sangat gandrung dengan kepraktisan teknologi hingga terkadang lupa esensi dari hidup ini dan terpaku pada pengkondisian terhadap perilaku yang konsumtif.
Masyarakat kita terkagum-kagum akan kecanggihan robot yang menyerupai perilaku manusia sampai mereka lupa bahwa sebenarnya mereka sendiri yang mendekati perilaku robot dan bukannya robot yang mendekati perilaku manusia.
Simpulan
Jika melihat dari keobjektifan konsep behaviorisme memang dapat kita temukan sebuah konsep yang tidak diragukan lagi kebenarannya namun ada yang terlupakan jika kita melihat bahwa segala sesuatu dapat dilihat dari stimulus lingkungan.Â
Kekurangan itu ada pada filosofi dari perkembangan manusia itu sendiri yang harusnya ada "hasrat" dari dalam guna menyeimbangkan keduanya.