Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Psikologi Behaviorisme, Terkait Masyarakat Sibernetik dan Kapitalisme

23 Juni 2022   20:52 Diperbarui: 6 Juli 2022   11:45 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perilaku manusia. (sumber: freepik.com/vectorjuice via kompas.com)

Melalui konsepnya ini membuat para ilmuan yang ragu karena aspek kognitif manusia yang dapat "memilih" bisa dijelaskan.

Namun sangat disayangkan bahwa semua itu masih dikatakan kurang memjelaskan secara memuaskan manusia dengan segala kehebatannya jika perilakunya tidak dapat diinisiasikan dari dalam dirinya. 

Ilustrasi. Sumber: pixabay.com
Ilustrasi. Sumber: pixabay.com

Walaupun begitu bukan berarti semua konsep behaviorisme ini salah kaprah namun terasa sedikit kurang bernafaskan kebebasan dalam teorinya.

Sanggahan dari Erich Fromm atas Behaviorisme yang berujung pada masyarakat sibernetik dan kapitalisme

Erich Fromm sebagai seorang psikoanalisis menyanggah teori behaviorisme dari Skinner. Dalam buku Akar Kekerasan (1973), Fromm merasa bahwa konsep behaviorisme hanya sebuah bukti dari prosedur laboratorium yang subjeknya berasal dari dunia sosial. 

Seperti kita ketahui bahwa banyak para pendukung behaviorisme yang melakukan uji coba perilaku menggunakan subjek hewan dengan asumsi bahwa perilaku hewan sama dengan manusia dan begitu juga asal muasalnya.

Subjek seperti tikus yang dibawa ke laboratorium dan menerapkan beberapa posedur ilmiah tanpa harus mempertimbangkan bahwa interaksi sosial sangat berbeda jauh dengan penelitian yang ada di laboratorium terlebih memakai hewan sebagai subjeknya. 

Memang secara saintifik dapat dipercayai bukti empiriknya, namun secara realitas dimana berbagai interaksi sosial berkombinasi dan bersebrangan dalam membentuk perilaku amat sangat susah diterapkan.

Jikalau perilaku memang dapat dikontrol dengan modifikasi lingkungan tersebut maka yang akan terjadi adalah terbentuknya masyarakat sibernetik yang mengandalkan ke praktisan dan juga minim kebebasan. 

Kita tahu bahwa setiap manusia tidak pernah bebas sepenuhnya namun dengan modifikasi ini seolah mengkerdilkan hasrat manusia sendiri dalam berkembang menjadi lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun