Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bisakah Kita "Membebaskan" Anggota DPR dari Pengaruh Buruk Video Porno

10 Mei 2022   09:38 Diperbarui: 10 Mei 2022   09:54 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dewan Perwakilan Rakyat yang biasa kita sebut DPR, merupakan sebuah fungsi dari trias politica guna katanya mewakilkan suara rakyat agar direalisasikan menjadi undang-undang. Walaupun begitu, sepak terjang DPR di Indonesia membuat beberapa rakyat yang diwakilkannya sedikit geram, tapi tidak semuanya lho.

Selayaknya seorang pemimpin, pastilah semua gerak-geriknya dipantau oleh rakyat tercintanya. Walaupun begitu, pemantauan rakyat sepertinya mendapatkan beberapa bahan materi untuk aksi demo kelak. Pasalnya sepertinya rakyat sudah termakan stereotip buruk yang ada dari berbagai kelakuan buruk DPR.

Mulai dari kasus bobo cantik saat rapat (beberapa orang percaya itu ajian rogosukmo, bukan tidur) dan juga ribut ingin kursi baru yang nyaman (kalau dari komika Oza Rangkuti mereka ingin kursi Gaming), hingga yang terakhir ini seorang anggota DPR ketahuan nonton video porno.


Kabar ini berasal dari sebuah video yang menangkap seorang anggota komisi IX DPR menonton video porno saat sedang rapat Panja vaksin. Melalui ponsel pintarnya beliau membuka sebuah video yang diduga berisi konten syur. Dilansir dari Suara.com pada selasa (14/04/2022) lalu, PDIP membenarkan bahwa salah satu anggota fraksinya itu melakukan hal tersebut.


Tapi tetap tenang kasus tersebut sedang diproses oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR. Jika ternyata terbukti bersalah dan melanggar kode etik maka akan diberi sangsi tegas, serius ini beneran tegas. 

Namun dari sekretaris fraksi PDIP, Bambang Wuryanto memberi kita suatu jalan menuju prasangka baik, beliau mengatakan bahwa anggotanya ini "dijebak". Penjelasannya bahwa ketika anggota yang bersangkutan membuka sebuah kiriman video dari WA, dia tidak mengetahui bahwa itu video bermuatan biru.


Memang kasus tentang pejabat yang tersandung dengan video porno sudah bukan hal baru lagi. Beberapa waktu lalu Ganjar Pranowo dalam akun Twitter pribadinya ketahuan telah memberikan like kepada tweet berisi konten biru dari salah satu akun syur, dan Gubernur Jawa Tengah itu tidak menutupi hal tersebut malah berkata bahwa wajar memang jika orang dewasa menonton konten dewasa.


Dalam kasus yang hampir mirip dengan yang baru-baru ini, pada 2011 lalu juga seorang anggota DPR tertangkap basah oleh seorang jurnalis menonton video porno. 

Anggota DPR yang diketahui bernama Arifinto dari fraksi PKS itu mengaku dia tidak sengaja membuka link yang ternyata mengarah ke video porno. Pada akhirnya dia akhirnya mengundurkan diri dari jabatanya itu.


Alasan Seseorang Menikmati Konten "Biru"

Memang setiap orang dapat terbuai dari kenikmatan video porno. Sasaran dari konten biru memang tidak mengenal profesi. Baik pengangguran maupun para pejabat dapat terkena jeratnya. 

Dari yang muda dan bujangan hingga yang tua dan sudah menikah tak luput dari pengaruh buruk konten porno. Lemah iman hingga gabut stadium akhir bisa jadi alasan yang biasa dilontarkan kepada orang yang tertangkap basah menyantap konten syur.


Kita pastilah tahu bahwa dorongan utama yang mendasari seseorang untuk menonton konten porno tak lain karena dorongan seksual. Setiap orang yang telah matang dan pubertas pastilah memiliki dorongan ini. Dorongan tersebut sangat alami dan bersanding dengan dorongan lainnya seperti makan dan minum.


Jika dilihat dari teori Psikoanalisis menurut Sigmund Freud, beberapa dorongan yang terbilang primitif ini bertujuan untuk kelangsungan hidup manusia. Freud percaya bahwa motivasi seseorang melakukan suatu hal sebagai pemenuhan dorongan-dorongan tersebut, yakni bisa kita sebut juga dorongan eros (kehidupan). 

Dorongan seksual ini bertujuan agar manusia dapat berkembang biak dan meneruskan keturunan, ya seperti yang sering dijelaskan di buku-buku IPA dulu.


Namun Freud berpandangan bahwa seks merupakan sebuah perilaku spesial dalam perkembangan manusia, oleh karena itu konsep perkembangannya sering disebut Psikoseksual.

Freud percaya bahwa seks tidak hanya hubungan pergaulan semata namun lebih kepada peredaan tegangan yang ada. Kadang beberapa kecemasan dan ketegangan yang tidak diinginkan oleh manusia dapat diredam dengan pemuasan dorongan seksual.


Dalam kasus seseorang yang menonton video syur, bisa kita lihat dia berada dalam upaya meredakan tegangan yang ada. Tegangan tersebut bisa karena stres, kebosanan, atau ingin melupakan sedikit masalah yang ada. 

Walaupun begitu, pemuasan seksual tidak dapat kita benarkan jika dilakukan tidak pada tempatnya dan mengganggu orang lain. Seseorang pastinya memiliki kontrol diri dalam berperilaku.


Bisakah Kita "Membebaskan" Para Anggota DPR dari Video Porno


Bagian ini tidak bermaksud "mengajari" DPR yang kita cintai untuk bagaimana semestinya berperilaku, namun lebih kearah rasa sayang kita untuk "membebaskan" mereka dari pengaruh buruk video-video syur.

Pornografi jika terlalu sering dan berlebihan dikonsumsi dapat mengurangi fokus kita dan dapat mengganggu rasa percaya diri kita, bagaimana jika itu terjadi bagi para wakil rakyat yang selalu memikirkan kesejahteraan kita?.


Masalah video porno ini dapat membuat siapa saja dapat mengalami kecanduan. Dengan menonton konten biru memang dapat membuat kita senang secara instan dan meredakan tegangan. Namun rasa senang yang cepat dapat berakibat pada kadar dopamin yang tinggi. 

Dopamin sebagai hormon dan neurotransmitter yang membuat kita bahagia ini memang tidak bisa kita hilangkan namun perilaku pencapaian kebahagiaan secara instan ini menanamkan suatu kebiasaan pencarian kebahagiaan instan yang berujung pada kecanduan.


Pastilah kita tidak mau tentunya para anggota DPR akan mencari cara instan untuk menyejahterakan dirinya. Bayangkan jika hal itu terjadi, pastilah negara kita jadi negara yang tidak makmur dan marak kasus korupsi (ini jika banyak para anggota DPR kecanduan video porno yah, kan realitasnya hanya satu-dua kasus kita temui).


Oleh karena itu saya ingin menyampaikan usulan untuk Dopamin Detox bagi semua anggota DPR. Memang kebanyakan Dopamin Detox diperuntukkan bagi mereka yang sangat kecanduan gadget namun untuk video porno yang kerap kali ditonton sering kali berasal dari gadget, tidak pernah ada yang kedapatan nonton dari layar tancep.


Aslinya cara dari Dopamin Detox ini sanggatlah mudah yakni kita tinggal menjauhi atau "berpuasa" dari hal yang membuat kita dapat kesenangan secara instan ini, dalam kasus ini ya menjauhi dari yang bersangkutan dengan konten biru ini. Lalu setelah itu kita dapat mencari pengganti pemuas kebahagiaan dengan hasil dopamin yang rendah, seperti membaca buku, memplaning lagi tujuan hidup, dan bahkan berolahraga.


Saya rasa berolahraga cocok untuk para wakil rakyat kita tercinta karena kita tahu bahwa rapat yang sebagian lama duduk membuat para wakil rakyat kita menjadi kurang gerak maka olahraga adalah kunci untuk ini. Dan yang paling tepat adalah jogging mengelilingi perumahan rakyatnya (yang kurang mampu lebih diutamakan) untuk selain olahraga juga untuk pencitraan mendengarkan aspirasi rakyat. 

Saya berharap ada regulasi pula yang mengatur agar setiap anggota DPR yang hendak memasuki rapat menyerahkan bukti bahwa dia telah berolahraga guna menegaskan peraturan Dopamin Detox ini.


Jika dijawab bisakah kita membebaskan anggota DPR dari pengaruh video porno?, jawabannya adalah bisa karena kita berada di negara demokrasi yang menerima semua aspirasi rakyatnya. 

Demonstrasi besar para mahasiswa yang terjadi di ibukota kemarin seharusnya juga mencakup hal ini disamping juga menyuarakan kenaikan harga minyak goreng dan juga BBM. Memang kita ini para rakyat suka egois akan kepentingan kita sendiri dan tidak mementingkan nasib para anggota DPR. 

Harusnya juga ada yang mengangkat spanduk yang bertuliskan "Selamatkan DPR kita dari konten porno, sahkan regulasi dopamin detox!!", daripada kata-kata alay seperti "Daripada BBM naik mending ayang yang naik". Mari kita mulai berempati bagi wakil rakyat kita tercinta ini.

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun