Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bisakah Kita "Membebaskan" Anggota DPR dari Pengaruh Buruk Video Porno

10 Mei 2022   09:38 Diperbarui: 10 Mei 2022   09:54 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bagian ini tidak bermaksud "mengajari" DPR yang kita cintai untuk bagaimana semestinya berperilaku, namun lebih kearah rasa sayang kita untuk "membebaskan" mereka dari pengaruh buruk video-video syur.

Pornografi jika terlalu sering dan berlebihan dikonsumsi dapat mengurangi fokus kita dan dapat mengganggu rasa percaya diri kita, bagaimana jika itu terjadi bagi para wakil rakyat yang selalu memikirkan kesejahteraan kita?.


Masalah video porno ini dapat membuat siapa saja dapat mengalami kecanduan. Dengan menonton konten biru memang dapat membuat kita senang secara instan dan meredakan tegangan. Namun rasa senang yang cepat dapat berakibat pada kadar dopamin yang tinggi. 

Dopamin sebagai hormon dan neurotransmitter yang membuat kita bahagia ini memang tidak bisa kita hilangkan namun perilaku pencapaian kebahagiaan secara instan ini menanamkan suatu kebiasaan pencarian kebahagiaan instan yang berujung pada kecanduan.


Pastilah kita tidak mau tentunya para anggota DPR akan mencari cara instan untuk menyejahterakan dirinya. Bayangkan jika hal itu terjadi, pastilah negara kita jadi negara yang tidak makmur dan marak kasus korupsi (ini jika banyak para anggota DPR kecanduan video porno yah, kan realitasnya hanya satu-dua kasus kita temui).


Oleh karena itu saya ingin menyampaikan usulan untuk Dopamin Detox bagi semua anggota DPR. Memang kebanyakan Dopamin Detox diperuntukkan bagi mereka yang sangat kecanduan gadget namun untuk video porno yang kerap kali ditonton sering kali berasal dari gadget, tidak pernah ada yang kedapatan nonton dari layar tancep.


Aslinya cara dari Dopamin Detox ini sanggatlah mudah yakni kita tinggal menjauhi atau "berpuasa" dari hal yang membuat kita dapat kesenangan secara instan ini, dalam kasus ini ya menjauhi dari yang bersangkutan dengan konten biru ini. Lalu setelah itu kita dapat mencari pengganti pemuas kebahagiaan dengan hasil dopamin yang rendah, seperti membaca buku, memplaning lagi tujuan hidup, dan bahkan berolahraga.


Saya rasa berolahraga cocok untuk para wakil rakyat kita tercinta karena kita tahu bahwa rapat yang sebagian lama duduk membuat para wakil rakyat kita menjadi kurang gerak maka olahraga adalah kunci untuk ini. Dan yang paling tepat adalah jogging mengelilingi perumahan rakyatnya (yang kurang mampu lebih diutamakan) untuk selain olahraga juga untuk pencitraan mendengarkan aspirasi rakyat. 

Saya berharap ada regulasi pula yang mengatur agar setiap anggota DPR yang hendak memasuki rapat menyerahkan bukti bahwa dia telah berolahraga guna menegaskan peraturan Dopamin Detox ini.


Jika dijawab bisakah kita membebaskan anggota DPR dari pengaruh video porno?, jawabannya adalah bisa karena kita berada di negara demokrasi yang menerima semua aspirasi rakyatnya. 

Demonstrasi besar para mahasiswa yang terjadi di ibukota kemarin seharusnya juga mencakup hal ini disamping juga menyuarakan kenaikan harga minyak goreng dan juga BBM. Memang kita ini para rakyat suka egois akan kepentingan kita sendiri dan tidak mementingkan nasib para anggota DPR. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun