Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lelucon tentang Konflik Rusia-Ukraina, Mencederai Kemanusiaan kah?

28 Februari 2022   07:05 Diperbarui: 28 Februari 2022   07:06 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik antara Rusia dan Ukraina telah menyita perhatian seluruh dunia. Invasi Rusia yang ditandai dengan perintah operasi militer Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (24/2) ini membuat berbagai macam reaksi baik dari institusi formal pemerintahan setiap negara maupun dari warga sipil.

Konflik yang digadang-gadang akan menjadi sumber penyebab Perang Dunia Ketiga ini juga mendapat perhatian warga net, khususnya dari Indonesia. Banyak yang mendukung maupun mengutuk invasi Rusia tersebut. 

Namun saya tidak akan membahas perbedaan pendapat tersebut tapi saya akan membahas reaksi netizen yang pro dan kontra pada lelucon yang dibuat tentang konflik tersebut.

Seperti yang kita ketahui, pengguna internet yang beragam memunculkan reaksi yang beragam pula. Terdapat netizen yang menunjukan rasa prihatin dan berbela sungkawa, namun juga ada yang malah membuatnya sebagai jokes atau lelucon. Jokes tersebut banyak tersebar di dunia maya dalam bentuk cuitan maupun meme berbentuk foto, gif, maupun video singkat.

Cuitan di Twitter yang salah satunya seperti,"Jangan perang dulu lah gw belum nikah" atau bahkan cuitan yang menghina Presiden Ukraina yang berlatar belakang seorang komedian, marak dijumpai di sosial media.

Tak hanya itu, cuitan dari Presiden Jokowi yang merespon serangan Rusia dan Ukraina juga mendapat serangan dari warga net yang berlindung dibalik kata jokes atau lelucon dengan mengirimkan beberapa meme. 

Netizen seolah mengabaikan fakta bahwa perang merupakan tindakan kekerasan dan pelanggaran kemanusiaan.

Namun perlu kita ketahui, tindakan setiap manusia memiliki motivasi atas terbentuknya suatu perilaku. Setiap orang jelas memiliki alasan bagi pembenaran atas tindakannya. Lalu apa sajakah alasan bagi orang-orang yang pro dan kontra dengan lelucon seputar konflik tersebut?. Berikut penjelasanya,

Orang yang tertawa dengan jokes tersebut

Alasan yang mungkin dibenarkan oleh mereka para pelempar jokes dan yang menikmatinya yaitu sebagai pereda ketegangan yang terjadi. Mereka berharap dapat menenangkan suasana yang ada dengan lelucon yang mereka lemparkan.

 Hal tersebut mungkin bisa diterima beberapa orang namun jelas masih banyak yang tersinggung atas jokes mereka

Masalah ketersinggungan dalam pikiran beberapa orang dapat menjadi alasan akan tidak diperbolehkannya bersenang-senang terhadap penderitaan orang lain namun bagi beberapa orang ketersinggungan merupakan sebuah pandangan yang subjektif pada setiap orang.

Seperti kata Komedian asal Inggris, Ricky Gervais yang mengatakan "offense is taken not given", yang artinya kurang lebih ketersinggungan merupakan suatu yang diambil bukan diberikan.

 Yang artinya secara rinci bahwa setiap orang dapat memilih suatu lelucon dikatakan menyinggungnya ataupun tidak baginya.

Dari pendapat diatas dapat diasumsikan bahwa korbanyang tersinggung mungkin karena dia mengambil keputusan lelucon tersebut menyinggung dia. 

Dan untuk mungkin yang tidak tersinggung dan tertawa dengan jokes tersebut mungkin relate dengan lelucon tersebut.

Orang yang mungkin tersinggung bisa jadi dicap sebagai orang baperan oleh mereka

Orang yang tersinggung dengan jokes tersebut

Perlu kita ketahui bahwa perang bukanlah suatu peristiwa yang menyenangkan dalam sejarah hidup manusia. Perang merupakan sumber dari berbagai kesengsaraan dan juga kekejian yang dilakukan sesama manusia. 

Dapat kita lihat dari jumlah korban jiwa Perang Dunia Kedua yang mencapai 70 juta jiwa dan Perang Dunia Pertama yang mencapai 13 juta jiwa.

Melalui alasan kemanusiaan tersebutlah mereka yang tersinggung dengan lelucon dari konflik Rusia-Ukraina ini berpendapat bahwa hal tersebut adalah bentuk tindakan nirempati dan mencederai kemanusiaan. Bayangkan bila kita dalam posisi mereka yang sedang berlindung dari desingan peluru dan ledakan bom.

Sangat menyayat hati mungkin jika kita menertawakan kondisi mereka yang sedang sengsara.

Mungkin begitulah beberapa pendapat dari orang-orang yang di satu sisi enjoy dengan jokes tentang konflik ini dan di lain sisi menganggap jokes ini tidak berempati sama sekali.

 Kalau menurut saya pribadi, saya lebih condong pada yang kedua. Saya lebih suka diam dan tidak menertawakan sebuah konflik kemanusiaan tapi juga tidak berkoar-koar berlebihan menentang si pembuat jokes.


Bagaimana pendapat pembaca dan kompasianer mengenai lelucon tentang konflik ini, mari berdikusi di kolom komentar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun