Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengenal Daydreaming dan Manfaatnya, Melamun Bermanfaat bagi Kesehatan Mental Lho

23 Februari 2022   10:17 Diperbarui: 24 Februari 2022   11:55 1513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi melamun. Sumber: pixabay.com

Daydreaming atau kita lebih suka menyebutnya sebagai "melamun" tampaknya banyak disalahartikan sebagaian orang sebagai suatu kekosongan pikiran dan perilaku yang tidak baik. Masyarakat kita banyak mengaitkan perilaku tersebut dengan pertanda atau penyebab stress atau bahkan dikaitkan dengan hal-hal mistis.

Saya sering kali menadapati respon yang tidak menyenangkan ketika sedang daydreaming ini dari orang sekitar saya. Kata-kata menggangu seperti "lagi mikir apa?, jangan ngelamun", hingga "ntar kesambet loh", pernah saya dapati. Padahal sebetulnya saya sedang berinteraksi dengan diri saya sendiri lewat daydreaming ini.

Melamun sendiri secara lebih terperinci merupakan suatu pergeseran perhatian dari beberapa tugas utama dalam fisik dan mental atau dari persepsi respon pada stimulus eksternal menjadi beberapa stimulus internal.

 Hal ini menjadikan seorang yang berada pada lamunan memiliki ruang tersendiri yang membuat ia kurang peka terhadap respon dari luar.

Seseorang dapat secara umum masuk dalam lamunan jika sedang melakukan sebuah aktifitas standar yang tidak memerlukan banyak fokus.

Seperti saat kita berolahraga seperti Jogging atau didalam gym yang melakukan gerak tubuh sederhana yang berulang-ulang seperti push-up atau sebagainya, Otak akan mengaktifkan sistem otomatis pada proses kognitif agar otak tidak kelelahan.

Melamun juga dapat disebabkan kita teringat suatu hal yang penting dalam hidup kita karena melihat objek atau menerima stimulus yang hampir mirip dengan pengalamn penting atau menyenangkan itu. 

Contonya ketika kita melihat gantungan kunci teman kita dari Bali maka otak kita masuk kedalam lamunan liburan kita saat di Bali akhir tahun yang lalu.

Namun akan menjadi suatu masalah jika melamun terjadi ketika kita sedang dalam kegiatan yang membutuhkan konsentrasi dan proses kognitif yang tinggi seperti berkendara atau sedang dalam presentasi sebuah rapat.

 Melamun atau daydreaming dapat mengurangi produktifitas bahkan membahayakan nyawa jika demikian.

Sebetulnya melamun atau daydreaming dapat bermanfaat guna menjaga mental loh, hal ini dikarenakan daydreaming yang merupakan salah satu mekanisme pertahanan (defend mechanism) dari adanya kecemasan atau anxiety. 

Jika dilakukan dengan baik dan tidak berlebihan, melamun dapat meredakan kecemasan yang datang dari berbagai macam hal. Lebih jelasnya manfaat dari melamun adalah sebagai berikut,

1. Meredakan Stres dan Kecemasan

Dengan melamun kita dapat mengatasi dan meredakan sedikit stres yang ada dalam diri kita. Lamunan dapat mengalihkan secara sementara fokus akan pemicu stres yang membuat kita kelelahan. Karena menurut penelitian dari Georgia Institute,menjelaskan bahwa penyebab melamun adalah karena kelelahan, kesedihan, dan juga kebosanan.

Dengan melamun sejenak kita dapat mengisi ulang energi kita untuk bisa fokus beraktifitas kembali. Melamun juga membuat kita memecah kebosanan karena melakukan tugas monoton berulang-ulang yang menyebabkan otak menjadi stres.

2. Menjadi Lebih Produktif dan Semangat

Setelah mengetahui bahwa melamun dapat meredakan stres sejenak, melamun juga dapat meningkatkan produktifitas karena kita ketahui menurunnya kualitas kerja dan produktifitas kita dikarenakan stres yang kita alami tak kunjung reda. Melalui melamun  sejenak dapat meningkatkan produktifitas karena sifatnya yang meredakan stres.

Dengan melamun serta berkhayal akan hal-hal bahagia kedepan juga memberi kita semangat dalam sebuah pekerjaan. 

Contohnya ketika bekerja dan kebosanan atau capek menghantui, kita bisa melamun sejenak untuk mengkhayalkan tugas kita selesai dan gaji kita cair lalu berlibur saat akhir pekan. Pemikiran tersebut dapat menambah semangat kita dalam bekerja.

3. Menjadi Lebih Bahagia


Melamunkan suatu khayalan atau pengalaman yang menyenangkan dapat menjadikan kita lebih bahagia sejenak. Melamunkan suatu hal bahagia dapat menjadikan pereda suatu stres atau kecemasan yang menghampiri kita.

 Hal ini membuat lamunan pada pengalaman bahagia sebagai Mood Booster sederhana di tengah kesibukan kita yang melelahkan.

Namun yang harus digaris bawahi adalah hendaknya kita melamunkan pengalaman kita atau imajinasi kita yang membawa kita pada kebahagian dan bukan melamunkan pengalaman sedih atau imajinasi yang membuat Mood kita menjadi down.

4. Menjadi Lebih Mudah Mencapai Goals Kita

Melamun juga dapat mempermudah kita untuk mencapai tujuan atau Goal  kita jika kita melamun dalam suatu bentuk memikirkan dan merencanakan ulang setiap planning dan masalah apa yang kita hadapi kedepannya. 

Dengan ini lamunan akan menjadi sebuah pemusatan fokus untuk merencanakan keberhasilan akan tujuan kita nantinya.

Ditambah dengan imajinasi bahagia yang akan kita dapat saat sudah menyelesaikan tujuan kita, dapat lebih meluruskan dan meyakinkan diri kita untuk mengejar cita-cita atau tujuan kita. Namun kita juga tidak boleh melamun dan harus bertindak nyata demi tercapainya tujuan kita.

Begitulah beberapa penjelasan dan manfaat dari melamun atau daydreaming  dalam meningkatkan kesehatan mental kita.

Namun melamun juga memiliki suatu batasan tersendiri agar tidak menjadi suatu perilaku yang merusak. Yang harus kita ketahui, melamun dalam waktu dan tempat yang wajar dapat memberi kita suatu manfaat.

Walaupun begitu, melamun dapat menjadi suatu perilaku maladaptive atau gangguan mental jika waktu atau tempat serta kondisinya tidak wajar.

 Terlalu banyak melamun bukan juga suatu perilaku yang baik dan melamun di kondisi yang salah bahkan dapat membahayakan jiwa seperti melamun saat menyebrang jalan atau sedang berkendara.

Sumber

1, 2, 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun