Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Metaverse

5 Kelakuan Toxic yang Saya Temui pada Player Mobile Legends

9 Februari 2022   19:21 Diperbarui: 9 Februari 2022   19:24 1718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


1.Menghina bapak dan keluarga


Hal ini adalah salah satu bentuk kata hinaan yang ada pada player toksik di Mobile Legends, dimana kadang jika salah satu anggota tim atau bahkan juga lawan berbuat hal yang dikesalkan sang player toksik ini, maka dia akan membalaskannya dengan bentuk cacian kepada bapak sasarannya.


Dari yang sering kita dengar seperti "Pala bapak kau", atau juga seperti "balmond anak yatim", hingga ke yang sudah diambang batas dark jokes seperti "ku sumpahin bapak kau meninggal", pernah saya temui.

 Jelas saya tidak tahu mengapa mereka sangat ingin menghina bapak player lain.


2.Rasis


Saya juga menemukan beberapa player yang sangat rasis kala dia mengetahui tempat dari player tersebut atau juga secara acak mengejek secara SARA beberapa hal yang saya akui mereka sudah keterlaluan. 

Saya tidak akan memberikan contohnya karena saya menganggap ini keterlaluan ditengah masyarakat kita yang beragam etnis dan agamanya.

3.Sangat Egois


Ada beberapa player yang memiliki perilaku sangat egois dengan meng-pick hero dengan asal dan juga mengambil role yang sudah ada. Selain itu, banyak saran dari timnya yang dia abaikan dan terkadang dengan egoisnya ingin jadi core (hero inti dengan damage terbesar, biasanya mengambil creep atau buff paling banyak), padahal hero tersebut tidak seharusnya menjadi core.


Semua puncak keegoisan inilah yang akan membawa timnya pada kekalahan. Keegoisan ini pula menimbulkan beberapa perilaku toksik lainnya sebagai respon akan tindak keegoisanya pada awal game. 

Kita mengerti bahwa setiap orang ingin jadi inti permainan namun ada setiap peran atau role yang harus terpenuhi guna menyokong kemenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun