Memakai seragam merupakan suatu keistimewaan bagi segelintir orang. Dengan memakainya maka akan timbul rasa aman dan kepercayaan diri karena masuk suatu instansi. Walaupun begitu, terkadang beberapa orang di sekitar orang memakai seragam tersebut memberikan suatu stereotip atas seragam yang dipakainya.
Salah satu stereotip yang jelas melekat pada pengguna seragam adalah stereotip buruk yang diberikan kepada organisasi masyarakat bernama Pemuda Pancasila yang khas dengan seragam loreng oranye-nya.Â
Banyak masyarakat yang mengatakan bahwa Pemuda Pancasila sebagai tukang palak atau pengaman hajatan saja.
Walaupun begitu setidaknya kita mesti tahu terlebih dahulu awal dibentuknya Ormas ini dan sepak terjangnya dalam masyarakat hingga mengapa muncul stereotip buruk yang melekat pada mereka.
Sekilas Tentang Pemuda Pancasila
Pemuda Pancasila pada awalnya dibentuk guna melindungi Pancasila dari rongrongan PKI kala itu. Pemuda Pancasila sendiri didirikan pada 28 Oktober 1959 di Jakarta.Â
Ormas ini pada awalnya merupakan organisasi turunan dari IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia), yaitu organisasi yang didirikan oleh petinggi militer yang masih aktif seperti Ahmad Yani, AH Nasution, Gatot Subroto dan lainnya sebagai sayap politik.
Pemuda Pancasila pada awalnya merupakan organisasi tandingan yang diperuntukan pada organisasi Pemuda Rakyat yang merupakan turunan dari PKI kala itu.
 Pemuda Pancasila aktif menyebarluaskan Ideologi Pancasila disamping kala itu menyebar pula paham komunisme di Indonesia.
Kadang juga organisasi ini mengalami kontak fisik dengan PKI dan organisasi turunannya yang menyebabkan korban jiwa di kedua belah pihak.
 Pemuda Pancasila percaya bahwa beberapa anggotanya waktu itu yang gugur merupakan seorang pahlawan yang mendedikasikan hidupnya bagi Pancasila.
Dalam masa orde baru, Pemuda Pancasila sering dijadikan perpanjangan tangan pemerintah selain TNI dan Polri demi menjaga keamanan dan ketertiban.Â
Perekrutan Pemuda Pancasila sendiri bebas dari segala latarbelakang dan terkadang agar lebih masuk ke dimensi masyarakat, mereka merekrut para mantan preman guna menjalankan penjagaan ketertiban ini.
Hingga saat ini walaupun dengan segala kontroversi yang ada, Pemuda Pancasila masih mendapat perhatian baik di mata pemerintah.Â
Hal ini dibuktikan dengan penerimaan pemberiaan KTA kehormatan kepada dua tokoh besar Indonesia yaitu Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.
Stereotip Pemalak dan Pemburu Hajatan
Namun mengapa walaupun telah merangkul elit pemerintah namun Pemuda Pancasila tetap mendapat suatu stereotip yang buruk di masyarakat?.Â
Hal ini tidak terlepas dari salah satu sifat ormas yang tidak terikat suatu instansi pemerintahan sehingga gaji atau keuangan yang dihasilkan berasal dari sumbangan yang berasal dari pihak yang membutuhkan jasa keamanan.
Terkadang sumbangan tersebut walaupun dinamakan sumbangan tetapi kadang juga disertai pemalakan.
 Selain itu Pemuda Pancasila yang menjalankan jasa keamanan ini mengambil banyak pekerjaan seperti juru parkir hingga penjagaan tempat ibadah pada hari-hari besar. Tak jarang Pemuda Pancasila mengalami bentrokan dengan ormas lainnya terkait penguasaan lahan.
Pada zaman reformasi saat ini dimana sudah tidak ada bahaya laten secara nyata paham komunis seperti saat orde lama maupun orde baru, membuat tugas utama Pemuda Pancasila berganti menjaga stabilitas keamanan yang menurut beberapa orang hal ini terlalu berlebihan karena negara sudah memiliki aparat resmi seperti TNI dan Polri.
Disamping itu, sifat ormas yang berbasis massa membuat perekrutan anggotanya tidak memiliki standar yang terlalu banyak seperti masuk TNI atau Polri.Â
Hal ini banyak membuat Pemuda Pancasila merekrut para masyarakat kelas bawah yang juga tidak memiliki pekerjaan tetap. Bahkan beberapa anggota juga merupakan mantan preman.
Kode etik yang diberikan pada setiap anggota juga tidak terlalu keras seperti yang ada pada kode etik TNI atau Polri, membuat ormas ini kadang berbuat seenaknya tanpa diketahui atasan ormasnya.Â
Kekerasan antar ormas lain hingga bentrokan dengan aparat yang ada merupakan suatu bukti bahwa ormas ini tidak terkordinasi dengan baik.
Dalam masyarakat stereotip yang akhirnya muncul membuat beberapa orang menyebut ormas ini hanya kumpulan preman berkedok ormas.Â
Bahkan gaya mereka yang sok kemiliteran membuat beberapa orang mencemooh mereka sebagai "tentara rasa jeruk" karena loreng oranye mereka dan terkadang juga sebagai "orang tua yang suka main tentara-tentaraan".
Terlepas dari stereotip negatif yang diberikan masyarakat, jasa Pemuda Pancasila dahulu dalam menjaga kesaktian pancasila dari rongrongan komunisme patut kita hormati.Â
Dan lebih baiknya pendekatan Pemuda Pancasila sekarang tidak menjaga keamanan dan ketertiban seperti dahulu tapi harusnya pada pendekatan halus melalui edukasi Pancasila kepada masyarakat.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H