Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seragam Loreng Oranye dan Stereotip Pemalak

8 Februari 2022   22:23 Diperbarui: 8 Februari 2022   22:38 12346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Disamping itu, sifat ormas yang berbasis massa membuat perekrutan anggotanya tidak memiliki standar yang terlalu banyak seperti masuk TNI atau Polri. 

Hal ini banyak membuat Pemuda Pancasila merekrut para masyarakat kelas bawah yang juga tidak memiliki pekerjaan tetap. Bahkan beberapa anggota juga merupakan mantan preman.


Kode etik yang diberikan pada setiap anggota juga tidak terlalu keras seperti yang ada pada kode etik TNI atau Polri, membuat ormas ini kadang berbuat seenaknya tanpa diketahui atasan ormasnya. 

Kekerasan antar ormas lain hingga bentrokan dengan aparat yang ada merupakan suatu bukti bahwa ormas ini tidak terkordinasi dengan baik.


Dalam masyarakat stereotip yang akhirnya muncul membuat beberapa orang menyebut ormas ini hanya kumpulan preman berkedok ormas. 

Bahkan gaya mereka yang sok kemiliteran membuat beberapa orang mencemooh mereka sebagai "tentara rasa jeruk" karena loreng oranye mereka dan terkadang juga sebagai "orang tua yang suka main tentara-tentaraan".


Terlepas dari stereotip negatif yang diberikan masyarakat, jasa Pemuda Pancasila dahulu dalam menjaga kesaktian pancasila dari rongrongan komunisme patut kita hormati. 

Dan lebih baiknya pendekatan Pemuda Pancasila sekarang tidak menjaga keamanan dan ketertiban seperti dahulu tapi harusnya pada pendekatan halus melalui edukasi Pancasila kepada masyarakat.


*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun