Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kesamaan antara Hari Valentine dan Kampanye Pemilu

29 Januari 2022   23:43 Diperbarui: 30 Januari 2022   00:19 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, sumber: pixabay.com (kolase)

Pemilu 2024 bertepatan pada hari valentine


Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 telah disepakati oleh pemerintah beserta DPR dan KPU, akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024, yang berarti bertepatan dengan hari kasih sayang atau valentine. 

Sebenarnya antara hari valentine dan kampanye pemilu  memiliki suatu sistem yang sama namun sebelum kita bahas lebih lanjut tentang letak kesamaan anatara keduanya, lebih baik kita bahas dahulu pemilu 2024 dan bagaiman hari velentine itu.


Pemilu pada tanggal 14 Februari ini sebenarnya merupakan salah satu rangkaian dari pemilu serentak yang akan dilaksanakan pada tahun 2024.

 Pada tanggal itu nanti akan dilakukan pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten kota, serta anggota DPR RI.


Sedangkan pilkada untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati,serta walikota dan wakil walikota akan dilaksanakan pada 27 November di tahun yang sama.

 Berdampingannya dua pemilihan ini akan membuat tahun 2024 menjadi tahun yang meriah akan kampanye politik dan pesta demokrasi.


Saya tidak dapat membayangkan banyaknya sepanduk dan baliho yang akan terpasang. Akankah sama meriahnya seperti tahun-tahun sebelumnya atau sedikit berubah. 

Saya juga membayangkan pergesekan antara dua golongan atau lebih pemilih yang akan terjadi, akankah lebih dewasa atau hanya akan lebih buruk.


Sedangkan pada tanggal 14 Februari telah kita ketahui sebagai hari valentine atau hari kasih sayang. Hari tersebut identik dengan pemberian cokelat, bunga mawar, dan ornamen berbentuk hati dan cinta. 

Setiap kita khusunya remaja yang sedang kasmaran menantikan dengan penuh harapan hari tersebut.


Hari tersebut mungkin akan jadi hari bahagia terutama bagi orang dengan penampilan menarik. Bagi wanita dengan wajah cantik dan menarik atau laki-laki dengan penampilan tampan dan berani, pasti hari itu kebanjiran hadiah berupa cokelat atau bunga dari para orang yang menyukai mereka.


Jika anda bertanya bagaimana dengan saya di hari valentine? Tentu saja saya dengan tampang model batang lidi ini tidak pernah diberi cokelat atau bunga seumur hidupnya. 

Tapi apa saya pernah memberikan hadiah atau pernyataan cinta di hari valentine? Saya tidak memberikannya dengan alasan menjaga mental orang yang saya sukai agar tidak merasa ilfeel.


Sudah cukup sepertinya membahas valentine-nya karena mungkin akan membuka kisah percintaan saya yang suram. Selanjutnya mari kita bahas mengenai kesamaan dari kampanye pemilu dan hari valentine dari opini pribadi saya.


Kesamaan antara hari valentine dan kampanye pemilu


Secara garis besar kesamaan yang dimiliki oleh kedua event tersebut ada pada letak pemberianya dan maksud diberikannya suatu hadiah. 

Perlu kita ketahui dalam pemilu, banyak calon pencari suara yang membuktikan segala bentuk rasa cintanya kepada masyarakat, entah itu dengan pencitraan menolong rakyat kecil atau kampanye blusukan.


Tak jauh berbeda dengan hari valentine, orang yang sedang kasmaran membuktikan bentuk cintanya kepada pasangannya dengan pemberian hadiah seperti cokelat dan bunga. 

Hal ini demi mendapatkan perhatian serta cinta dari si pujaan hatinya ini. Sama halnya dengan hiruk pikuk kampanye pemilu yang bertujuan untuk mendapatkan suara dari "rakyat tercinta".


Jika valentine memberi cokelat yang manis maka kampanye pemilu memberikan janji manis


Setelah cokelat diterima atau bahkan pernyataan suka diterima, maka si pemberi di hari valentine itu telah berhasil memenagkan hati pujaan hatinya dan jika berlanjut ke jenjang pacaran maka hal itu berarti dia mendapat kekuasaan dari si pujaan hatinya atas dirinya.


Sama halnya jika si calon pemimpin yang memerlukan suara berhasil menarik empati rakyat dari janji-janji manisnya atau mungkin "serangan fajarnya". 

Dan jika dia mendapat suara yang cukup dalam pemilu ini berarti kekuasaan telah didapatnya dari hasil memberi janji dan juga kampanye lainnya.


Yang cukup membedakan antara dua event tersebut adalah pertama, dua event tersebut ada diranah yang berbeda tentunya yang mana hari valentine ada pada ranah percintaan dan kampanye pemilu ada diranah politik, yang kedua adalah sasaranya yang mana hari valentine hanya satu individu yaitu orang yang disukai sedangkan pada kampanye pemilu pada masyarakat banyak.


Kesimpulan


Bukan jadi jaminan bagi si pemberi cokelat yang telah menjadi pasangan si pujaan hatinya memperlakukanya dengan baik, mungkin saja si pemberi cokelat hanya didorong nafsu saja dan bukannya cinta, mungkin juga terjadi hubungan yang toksik diantara mereka. 

Begitu juga dengan pemimpin yang telah terpilih nanti dengan janji-janji manisnya yang kita terima mentah-mentah.


Pemimpin yang telah memberikan janjinya itu bisa saja melukai hati kita dengan mengingkari janjinya kepada kita. Juga mungkin dia melakukan penyelewengan kekuasaan, tidak memihak lagi rakyat yang telah meberikan suara dan bahkan mungkin melakukan tindak pidana korupsi.


Jadi untuk kita sebaiknya jangan terlalu terburu-buru memakan janji manis atau cokelat manis dari kampanye pemilu atau hari valentine.

 Pikirkan baik-baik semua kampanyenya dan mungkin bisa dilihat rekam jejaknya terlebih dahulu sebelum memilih, hal tersebut juga berlaku jika kita terlalu cepat menerima cinta dari dia yang memberikan cokelat di hari valentine.

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun