Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Introversi dan Extroversi Menurut Carl Gustav Jung

19 September 2021   18:19 Diperbarui: 19 September 2021   18:24 2434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2.Sikap Ekstraversi
Sikap ini mengarahkan pribadi ke pengalaman obyektif, memusatkan perhatiannya dengan dunia luar alih alih berpikir mengenai persepsinya, cenderung berinteraksi dengan orang disekitarnya, aktif dan ramah. Orang yang ekstrovertif sangat menaruh perhatian mengenai orang lain dan dunia disekitarnya, aktif, santai, tertarik dengan dunia luar. Ekstrovert lebih terpengaruh oleh dunia disekitarnya, alih-alih oleh dunia dalam dirinya sendiri.

Kedua sikap yang berlawanan itu ada dalam kepribadian, tetapi biasanya salah satunya dominan dan sadar, sedangkan yang lainnya kurang dominan dan tak sadar. Apabila kesadaran lebih ekstrovert dalam berhubungan dengan dunia luar, maka tak sadar pribadi akan bersifat Introvert. Sebaliknya kalau kesadaran itu Introvert, maka tak sadar pribadi menjadi bersifat ekstrovert.

Hanya sedikit orang yang murni introvert atau murni ekstrovert. Umumnya orang memiliki beberapa elemen dari dua sisi itu, artinya manusia umumnya dipengaruhi oleh dunia dalam dan dunia luar secara bersamaan. 

Juga, keduanya mempunyai nilai yang sama, masing-masing mempunyai kelemahan dan kekuatan. Orang yang sehat psikisnya adalah orang yang mencapai keseimbangan antara dua sikap itu, merasa sama-sama nyaman dengan dunia dalam dan dunia luarnya.

Oleh karena itu sebaiknya kita tidak harus menamakan diri sebagai seorang Introvert ataupun ekstrovert dikarenakan kedua sifat itu jelas ada di dalam diri kita. Memang bisa dikatakan bahwa kita Introvert dan extrovert dikarenakan adanya sifat dominan tersebut dalam kesadaran kita namun jangan lantas kita menyatakan diri sebagai Introvert dan tidak mau ramah dan bersosialisasi dengan baik, dan juga saat kita menyatakan diri seorang ekstrovert lalu kita tidak punya waktu yang cukup untuk diri kita sendiri. Jadi seperti yang telah dibahas tadi, seharusnya kita membuat keseimbangan dan kenyamanan antara dunia luar dan juga dunia dalam diri kita agar kita mendapat kesehatan psikis yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun