Mohon tunggu...
Rahmat Derryawan
Rahmat Derryawan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya seorang automotive enthusiast, traveller, movie goers, ayah dari 4 orang anak, suka menulis dan fotografi. Blog pribadi jbkderry.wordpress.com Twitter @jbkderry email derry.journey@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Catatan Pengalaman 13 Tahun Menjadi Jurnalis

19 Desember 2015   07:45 Diperbarui: 19 Desember 2015   07:59 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini berarti sekaligus menunjukkan perlahan tapi pasti jika para pelaku industri otomotif pun mengakui kualitas dan keberadaan media online.

Media online pun terkenal efektif dalam efisiensi biaya pengeluaran. Tidak ada lagi dibutuhkan biaya cetak yang mahal dan gudang penyimpanan majalah yang return. Pengeluaran untuk biaya sewa kantor tidak perlu besar. Pekerjaan bisa dilakukan dimana saja, sepanjang ada laptop dan koneksi internet. Keberadaan biaya lain seperti tenaga sirkulasi dan pemotongan keuntungan dari agensi sirkulasi media bisa ditiadakan.

Artinya, kans untuk mendapatkan keuntungan lebih besar bisa didapatkan.

Era Jurnalisme Sipil (Civil Journalism)

Tahun 2009, saya mulai menulis di blog pribadi jbkderry.wordpress.com. Serta empat tahun kemudian(2013), saya mulai menulis di kompasiana.

Di sini saya melihat publik mulai kehilangan kepercayaan pada media massa. Ada beberapa hal yang menyebabkan, di antaranya faktor terlalu mengedepankan pesan sponsor sehingga informasi yang diantarkan sangat subyektif, serta faktor keberadaan media massa yang dimiliki oleh para pengusaha yang terjun ke bidang politik praktis.

Dua hal ini membuat media massa mulai kehilangan kepercayaan publik, dimana ada jarak yang semakin membesar antara media massa dan kebutuhan informasi publik. Ada satu poin penting yang mungkin terlewatkan dari para pelaku industri media massa online, jika di era digital publik atau konsumen bisa memilih hanya informasi yang disukai atau dibutuhkan. Sekali lagi, memilih. Artinya dunia jurnalistik sudah bergeser, jika sebelumnya terkesan dicekoki, karena media berpikir seperti menara gading bahwa otoritas kebenaran transfer informasi ada di tangan mereka. Faktanya, pemikiran ini sudah bergeser. Publik semakin cerdas.

Publik tidak lagi pasif, tetapi semakin partisipatif. Indikasinya dengan dapat langsung memberikan komentar pada berita yang disajikan, atau bahkan meninggalkan dan memulai era jurnalisme versi mereka. Ada forum seperti Kaskus, ada fasilitas blog gratis di Wordpress dan Blogspot, atau konsep jurnalisme warga a la Kompasiana yang kabarnya bisa menghasilkan 400 hingga 700 artikel per hari.

Era Digital: Tantangan Kejujuran & Data Yang Terbuka

[caption caption="Data traffic overview kekuatan sebuah media lebih terbuka dan bisa diperbandingkan."]

[/caption]Berbeda dengan era media cetak yang bisa dimanipulasi untuk kepentingan mengejar iklan, di era media online hal ini tidak dapat lagi dilakukan.

Fasilitas digital untuk memonitor kekuatan media tersedia dengan mudah. Salah satunya yang terlengkap melalui Google PR Rank. Di situ, data Traffic Overview terungkap dengan telanjang dan bisa didapatkan dengan gratis. Mulai dari data jumlah pengunjung, serta faktor-faktor lain yang terkait loyalitas pengunjung seperti waktu lama berkunjung rata-rata, jumlah halaman dibuka rata-rata per kunjungan, hingga tingkat ketidaksukaan publik terhadap isi website (bounce rate).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun