Mohon tunggu...
Rahmat Hariadi
Rahmat Hariadi Mohon Tunggu... Freelancer - bangsaku adalah alasanku untuk masih hidup

never give up to be excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Status Negara Maju, Kesempatan dan Modal Besar Meningkatkan Martabat Bangsa

25 Februari 2020   09:40 Diperbarui: 25 Februari 2020   09:47 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ekbis.sindonews.com

Hilangnya kepercayaan diri bangsa Indonesia.

Apakah pembaca merasa bahwa diri anda akan berhasil meraih cita tanpa optimisme? Ini adalah sebuah pertanyaan yang tidak perlu dijawab dalam tulisan ini, sebab orang yang pernah merasakannya pasti akan mengatakan demikian. Tanpa optimisme, maka segala impian akan sirna. Kepribadian yang melekat pada diri bangsa Indonesia yang berdampak negatif adalah kepribadian perbudakan. 

Kepribadian itu diproses dari beberapa generasi, jiwa budak yang dimiliki bangsa secara umum dibentuk saat penjajahan belanda. Inilah salah satu yang melatarbelakangi munculnya pernyataan "tantangan yang paling besar adalah tantangan melawan bangsa sendiri". jiwa perbudakan itu merambah ke  seluruh lapisan masyarakat sehingga tidak mampu bangkit dari keterpurukan. 

Abad 19 menjadi moment yang mencoba mematahkan jiwa perbudakan yang ditandai dengan proklamasi oleh Soekarno-Hatta.  Namun, peristiwa proklamasi belum mampu melepaskan jiwa perbudakan yang dimiliki bangsa Indonesia. 

Segelintir tokoh daerah maupun nasional dari berbagai dekade mencoba merintis ide melepaskan diri dari jiwa perbudakan, namun masyarakat yang menderita jiwa perbudakan masih dalam kategori mayoritas  hingga kini.

Mengkambinghitamkan sejarah.

Menghakimi sejarah adalah tindakan yang keliru, sejarah yang seharusnya dijadikan sebagai bahan evaluasi justru dijadikan sebagai alasan untuk tidak bergerak maju. Ketika tidak bergerak maju mungkin dalam kategori parah, namun apabila memberikan pengaruh terhadap orang lain agar  melakukan  hal sama, ini adalah pelaku kriminal sejarah dan menghambat kemerdekaan ide. 

 Wawasan yang sempit terhadap sejarah bangsa itu justru menjadi penyebab terjadinya pelaku kriminal sejarah, sebab oknum yang menghakimi sejarah justru hanya mengambil sampel saat bangsa sedang di jajah. Para pelaku tindak kriminal sejarah seharusnya melihat masa kejayaan bangsa ini pada masa sebelumnya jika ingin  melepaskan diri dari keterpurukan. 

Sebagaimana yang dikatakan sebelumnya bahwa Sejarah seharusnya dijadikan sebagai bahan evaluasi, dengan menjadikannya sejarah sebagai bahan evaluasi, kesalahan yang terjadi di masa lalu dapat diminimalisir, sedangkan sejarah yang menorehkan tinta emas harus dijadikan cambuk untuk memerdekakan  ide.

Lepaskan isu yang tidak membangun dan teruskan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

Geo-Politik Nasional akan selalu berjalan secara dinamis, terdapat yang pro terhadap  pemerintah dan ada yang memilih sebagai pengawas pemerintah atau oposisi politik. Tentunya dapat menimbulkan kegaduhan di masyarakat. 

Pemerintah memiliki peran vital dalam menentukan nasib masyarakat, begitu pula oposisi berperan penting agar pemerintah tetap berada di jalur yang benar. lagi-lagi pemerintah harus lebih kuat dari  kekuatan yang ingin melemahkan pemerintah karena adanya kelompok kepentingan tertentu. 

Politik populisme adalah tindakan yang mencederai kemerdekaan berfikir, sebab kebenaran tidak diukur dengan sedikit-banyaknya penyanjung. Populisme dapat mengorbankan orang banyak, mereka yang menjadi korban akan tertipu dengan harapan tanpa kinerja yang baik, (ini bisa menjadi bagian dari gerakan oposisi, namun tidak harus menjadi oposisi untuk mengawasi pemerintah).

Isu yang dapat mengganggu kinerja pemerintah sebaiknya diredam dengan tetap melanjutkan program yang telah direncanakan (Note: pemerintah Wajib memiliki visi dengan program yang berkelanjutan (pradabanis) agar saat pergantian pemerintah program itu tetap berlanjut). Selain kelompok  kepentingan dan populisme, emotional intelegence seorang leader menjadi wajib dimiliki. 

Seorang leader harus mempersiapkan dirinya untuk mencerdaskan masyarakatnya, untuk itu ia wajib lebih cerdas atau mahir dalam memanfaatkan orang cerdas guna melahirkan orang-orang yang cerdas dan kompeten. Meningkatkan mutu SDM memang butuh perjuangan yang ekstra, emotional Intelegence sangat berperan dalam hal ini.

 Saat menjalankan program, hanya sedikit yang menyanjung dan melalui proses yang panjang, mengubah sebuah kebiasaan yang menjadi tradisi sangat sulit. Hasil dari pengembangan SDM akan menjadi aset yang sangat berharga, seperti pernyataan yang lumrah di kalangan masyarakat "Bangsa ini tidak kekurangan orang pintar, bangsa ini hanya kekurangan orang jujur", ketidakjujuran adalah salah satu bentuk kualitas SDM yang dimiliki oleh bangsa sangat rendah.

Lepaskan isu propaganda negara pemegang pasar.

Negara maju maupun berkembang memiliki perlakuan yang berbeda dari negara-negara lain di dunia, terutama di bidang ekonomi. Negara berkembang akan mendapat keringanan yang bisa dikatakan sebagai subsidi (kira-kira bahasa kasarnya demikian). Sedangkan negara maju akan berjuang lebih keras untuk meningkatkan kompetensi dengan sesama negara yang memiliki peran penting di dunia. 

Tantangan pasti akan lebih berat, yang pasti target harus dikejar, dengan munculnya perubahan status negara maju, bisa jadi bagian dari strategi untuk  melemahkan kekuatan bangsa ini, baik dari segi ekonomi dan politik. 

Pencapaian dan prestasi yang diraih Indonesia dari segi Ilmu pengetahuan tidak akan membuat negara lain diam, sebab apabila bangsa ini mampu mandiri, ladang mereka akan hilang, sehingga tidak menutup kemungkinan perubahan status dari negara berkembang  menjadi negara maju harus dijadikan kekuatan positif. 

Ancaman yang dihadapi oleh negara luar apabila Indonesia mampu mandiri adalah hilangnya peluang usaha mereka di Indonesia sebagaimana yang dipaparkan sebelumnya, contoh kecilnya adalah energi dari kelapa sawit dan industri otomotif. Serangan politik pasti ada, resiko menjadi negara mandiri  bersifat mutlak, namun tidak mungkin negara ini akan terus mencari aman, kalau tidak dilakukan saat ini, kapan? Dan oleh siapa?

Pentingnya Sugesti dan Afirmasi.

Setelah melihat dinamika perkembangan sebuah bangsa, Singapura yang memiliki wilayah teritorial yang  kecil namun termasuk kategori maju, Australia yang hanya memiliki waktu 150 tahun untuk menjadi negara maju, negara lain di Eropa yang menjelajahi luar angkasa sedangkan di Indonesia masih sibuk dengan isu agama dan madzhab, sungguh ironis. 

Bangsa melihat dirinya sebagai negara yang membutuhkan waktu yang lama untuk melepaskan penyakit yang dideritanya. Namun, pada hakikatnya pikiran mampu mengontrol kondisi fisik tubuh, oleh sebab itu, wajar jika pemerintah sebaiknya memberikan kabar gembira jika ada perubahan status negara menjadi negara maju, dengan demikian, bangsa ini tidak minder dengan negara lain  dalam berkompetensi. 

Tidak berhenti sampai disitu, apabila sudah memiliki pikiran yang mendorong agar selalu berkompeten,  pemerintah perlu meyakinkan kepada masyarakat dengan memberikan program dan arahan yang pasti. Bangsa ini teruji kemampuannya dalam bidang teknologi,  sudah banyak peralatan yang mampu diproduksi dalam negeri seperti sistem persenjataan dan energi. 

Ini adalah awal dari kejayaan bangsa, harus dipertahankan, jika tidak akan  terbawa arus  oleh pujian dari negara lain maupun tekanan dari masyarakat.  Dewasa ini adalah kesempatan besar bagi bangsa untuk menujukkan tajinya kepada dunia. setidaknya masyarakatnya bisa bangga dulu, itu yang terpenting, kemudian negara medukung dengan menfasilitasi SDM yang ada. 

Peningkatan kualitas SDM adalah modal terbesar untuk mengukuhkan sebagai negara maju. apakah ini menguntungkan bagi Indonesia? Tentu saja menguntungkan. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah Indonesia mau memanfaatkan kesempatan itu atau tidak, itu bisa ditemukan pada diri masing-masing pembaca. kalau tidak ada yang merintis dari sekarang, kapan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun