Mohon tunggu...
Rahmat Hariadi
Rahmat Hariadi Mohon Tunggu... Freelancer - bangsaku adalah alasanku untuk masih hidup

never give up to be excellent

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Masih Adakah Kehidupan di Bumi 150 Tahun ke Depan?

26 Januari 2020   16:26 Diperbarui: 26 Januari 2020   16:41 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selain menyalahi norma agama dan hukum, narkoba bisa menyalahi norma etika apabila tidak sesuai dengan kondisi social di masyarakat, maksudnya adalah penggunaan narkoba jenis ganja bisa menjadi obat penambah energy dengan cara  mengunyah layaknya menikmati permen.

Jika hal ini terus terjadi, sungguh sulit membayangkan keadaan manusia dan bumi  untuk seratus tahun ke depan.  Manusia  dan bumi saat itu benar-benar dalam keadaan  darurat, sulit untuk bisa diselamatkan.

Bumi hanya akan menjadi tempat pelampiasan tindakan sewenang-wenang, bumi hanya akan di isi oleh orang-orang  miskin, sebab manusia pintar namun tidak bertanggung jawab akan memiliki bumi baru dan linkungan baru yaitu luar angkasa, sungguh miris membayangkan, negara luar angkasa telah dibuat,  dan hanya akan di isi oleh orang-orang tertentu. Seribu tahun lalu keadaan bumi baik-baik saja, namun kini dengan pesatnya teknologi, maka bencana alam itu hampir mustahil untuk  dihalau.

Apakah yang harus dilakukan?  Mau tidak mau, otoritas dunia yang mengklaim sebagai polisi dunia terlebih dahulu harus dibinasakan jika prinsip mereka masih sama, yaitu menjajah bangsa lain. Pemegang otoritas itu harus berganti, dengan demikian system akan berubah dan perubahan yang terjadi di masyarakat juga akan berubah. Revolusi yang akan terjadi di masyarakat mungkin saja akan berdampak besar, namun itu diperlukan untuk sebuah  perubahan.

Opsi kedua,  kedigdayaan Amerika dan sekutu harus dibinasakan harus dari dalam, sama halnya saat mereka menghancurkan kerajaan-kerajaan  di belahan dunia sejak dulu. Sejak dulu mereka disebut sebagai pencuri, pencuri literatur dunia Timur,  dengan literatur tersebut mereka pelajari dan kembangkan, lalu mereka eksperimen sehingga mereka memunculkan sebuah peradaban yang maju yaitu kemajuan teknologi.

Untuk menghancurkan kekuatan itu, harus menggunakan pola yang berbeda namun harus lebih tinggi kemampuannya dari teknologi yang berkembang  yang mereka miliki saat ini.  

Kekuatan  lain yang bisa dilakukan adalah dengan membuat sebuah konspirasi besar yang dapat menghilangkan potensi yang mereka miliki, kekuatan itu adalah  ilmu pengetahuan,  meskipun saat ini budaya mereka tersebar di seluruh dunia dan mereka menjadi kiblat  peradaban modern, yakin dan percaya kekuatan baru akan muncul.

Peradaban yang mereka miliki saat ini bersifat materi, mereka tidak memiliki ruh, sehingga akan hancur jika materi itu mencapai puncaknya. Ini bukanlah ramalan masa depan, hal  ini adalah analisis yang bersifat futuristic, apabila tidak ditindak lanjuti,  maka sebagian manusia tidak akan meyakini kehidupan umat manusia tidak akan mampu bertahan hidup selama seratus lima puluh tahun ke depan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun