Mohon tunggu...
Rahmat BagusPangestu
Rahmat BagusPangestu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Matematika

Mahasiswa UIN WALISONGO SEMARANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Logika Matematika dalam Islam

2 Mei 2022   11:51 Diperbarui: 11 Mei 2022   15:08 2139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nilaimutlak.id/logika-matematika/

             

Matematika  adalah ilmu tentang kuantitas, struktur, ruang, dan perubahan. Matematikawan menemukan pola dugaan baru, dan membangun kebenaran melalui metode deduksi ketat yang berasal dari aksioma dan defini bertepatan. 

Istilah mathematics (inggris) berasal dari bahasa Yunanidari kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu, atau dari kata lain yang serupa yaitu mathenein yang berarti belajar atau berpikir. Secara etimologis perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”, yang lebih menekankan pada aktifitas penalaran ratio. 

Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran.

Menurut Wittgensten, matematika adalah metode berpikir logis. Berdasarkan perkembangannya maka masalah yang dihadapi logika semakin lama semakin rumit dan membutuhkan struktur analisis yang lebih sempurna.

 Dalam perseptif inilah maka logika berkembang menjadi matematika, seperti yang disimpulkan oleh Bertrand Russel, “Matematika adalah masa kedewasaan logika, sedangkan logika adalah masa kecil matematika”(Moh.Kambali,2005:1).

Matematika juga merupakan salah satu pelajaran yang bersifat wajib pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia. Pembelajaran matematika dapat dirasakan oleh semua masyarakat terutama muslim yang mengajarkan tentang logis atau cara berpikir. logis  tidak hanya bersumber dari bidang keilmuan, namun juga  dapat bersumber dari Alquran dan Hadis yang sebagai pedoman hidup manusia. 

Mempelajari matematika adalah bagian dari mempelajari agama sebab agama telah memerintahkannya. Ajaran Islam telah memerintah umatnya untuk berpikir logis agar terhindar dari penyesatan nafsu sesaat. 

Pengunaan matematika bisa digunakan dalam berbagai hal seperti hal yang mudah (menghitung barang) hingga hal yang sulit ( menghitung jarak planet atau bintang) yang sesuai dengan ajaran agama islam dalam melihat kebesaran Allah SWT dalam menciptakan segala sesuatu.

Untuk mempelajari Matematika, kita harus mempelajari sebuah bahasa matematika seperti perkataan Ludwig Wittgenstein. Dia adalah seorang filsuf yang paling berpengaruh pada abad 20 yang berkontribusi dalam filsuf bahasa, filsuf matematika, logika. 

Dia berkata" Batasan dalam Bahasaku … merupakan Batasan dari Duniaku ". Maksud dari perkataan ini adalah kita harus bisa mempelajari sebuah bahasa lain agar kita dapat memahami luasnya dunia. Dalam islam, juga kita dianjurkan untuk mempelajari bahasa lain  seperti halnya Sahabat nabi yaitu Zaid bin Tsabit. 

Zaid bin Tsabit punya peran penting dalam proses penulisan Alquran, dia dipercaya oleh Rasulullah untuk menuliskan setiap wahyu yang baru saja turun dan sebagai penerjemah Rasulullah dalam menyampaikan pesan  untuk bangsa yahudi dan bangsa-bangsa lain. Karena itulah Pentingnya bahasa dapat dicerminkan dalam hidup manusia untuk mendapat berkah dari Allah SWT.

Logika matematika adalah salah satu dari bagian matematika, dimana pembahasan fokusnya pada masalah penalaran dengan penyelesaiannya menggunakan bahasa matematika seperti kalimat matematika (benar, salah, terbuka, deklaratif, implikasi, pernyataan kuantor dan negasi), berpikir deduktif, pembuktian dalam matematika, dan aksioma. (Moh.Kambali,2005:1).  

Logika pertama kali dikembangkan oleh filsuf Yunani, Aristoteles, sekitar 2300 tahun yang lalu. Dalam matematika, hukum-hukum logika menspesifikkan makna dari pernyataan matematis. Hukum-hukum logika tersebut membantu kita untuk membedaan antara argument yang valid dan tidak valid. Logika juga digunakan untuk membuktikan teorema-teorema di dalam matematika. (Rinaldi, 2009: 2).

Karakteristik Alquran dalam menyampaikan aturan hukum dapat dipahami dengan akal atau logika. Sebagian ayat dari Alquran menyampaikan aturan hukum menunjukan pada hubungan logika antara sebab dan akibat, salah satu contoh ayat dari Alquran dalam Q.S. an-Nisa ayat 12 yaitu

"Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak." (Q.S. an-Nisa,4:12).

Pada ayat tersebut dijelaskan dalam logika matematika bahwa untuk bagian ““jika mereka tidak mempunyai anak” merupakan anateseden ( sebab atau penyebab) yang dilambangkan adalah p, sedangkan pada bagian potongan ayat Alquran diatas  yang artinya “ Dan bagianmu (suami-istri) adalah seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu” merupakan bentuk dari konsekuen (akibat) yang dilambangkan q. 

Jika dituliskan dalam bentuk matematika adalah p -> q . Bentuk matematika ini disebut dengan implikasi yang dinyatakan dalam bentuk kata “jika.....maka......”.

Dari penjelasan diatas merupakan salah satu contoh kecil dari bentuk logika matematika dalam ayat Alquran surat an-Nisa ayat 12. Penggunaan Logika matematika dalam Alquran sering digunakan dalam suatu memutuskan perkara suatu urusan, Allah Swt telah memperhitungkan tentang perkara diatas dan cara penyelesainnya sebelum logika matematika atau ilmu lainnya yang dapat menyelesaikannya.  

Dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Logika Matematika merupakan salah satu bentuk beribadah  kepada Allah SWT yang mendapat pahala yang berlipat ganda tanpa menempuh jalan yang salah  untuk diri kita sendiri dan juga orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun