Mohon tunggu...
Bare minimum writer
Bare minimum writer Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

The past is just a story we tell ourselves -Samantha-

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Barbie 2023 Segera Rilis! Berikut Kontroversi dari Boneka Barbie!

24 Mei 2023   16:02 Diperbarui: 24 Mei 2023   16:13 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan indeks massa tubuh (BMI) perkiraan sebesar 16,24, Barbie seandainya hidup dalam dunia nyata akan masuk dalam kategori anoreksia dan sulit bergerak karena proporsi tubuhnya yang tidak seimbang. Temuan ini diungkapkan dalam kampanye "Get Real Barbie". 

Banyak anak perempuan menganggap boneka plastik ini sebagai citra "wanita ideal" yang menjadi panutan mereka, yang kemudian mengakibatkan masalah serius seperti kecenderungan diet ekstrem, kurangnya rasa positif terhadap tubuh, dan rendahnya rasa percaya diri. Efek yang terjadi justru berlawanan dengan tujuan aslinya menurut Ruth Handler, pencipta Barbie. Boneka Barbie umumnya memiliki kulit putih, tubuh yang sangat kurus dan tidak realistis, rambut pirang, dan kurang mendukung keragaman dalam hal bentuk tubuh dan kecantikan.

Meskipun Mattel, produsen Barbie, telah berusaha untuk menyajikan variasi Barbie dalam hal warna kulit, fitur wajah, proporsi tubuh, dan bahkan profesi, masih banyak perbaikan yang perlu dilakukan.

Kurangnya Keberagaman

Photo by ALEXANDRE DINAUT on Unsplash
Photo by ALEXANDRE DINAUT on Unsplash


Kritik tentang kurangnya keragaman dalam Barbie telah mendapat tanggapan dari Mattel. Untuk menanggapi kritik ini, Mattel mulai memproduksi boneka-boneka Hispanik pada tahun 1980, yang kemudian meluas untuk mencakup model-model dari berbagai negara di seluruh dunia. Salah satu contoh yang menonjol adalah "Cinco de Mayo Barbie" yang diperkenalkan pada tahun 2007, mengenakan gaun yang mengingatkan pada bendera Meksiko. Profesor Emilie Rose Aguilo-Perez telah mengamati perubahan pendekatan Mattel, yang beralih dari representasi Hispanik yang ambigu menjadi strategi pemasaran yang lebih jelas dengan label produk "Latinx" yang jelas.

Representasi Barbie terhadap orang Afrika-Amerika juga telah menghadapi kritik selama bertahun-tahun. Meskipun boneka "Colored Francie" muncul pada tahun 1967 dan dianggap sebagai Barbie Afrika-Amerika pertama, boneka ini dibuat dengan menggunakan cetakan kepala dari boneka Francie putih yang sudah ada, sehingga tidak memiliki ciri khas Afrika yang jelas. Boneka Afrika-Amerika pertama yang diakui secara luas sebagai bagian dari jajaran Barbie adalah Christie, yang diperkenalkan pada tahun 1968. 

Namun, baru pada tahun 1980 Mattel meluncurkan Barbie Hitam, yang masih memiliki ciri khas Kaukasian. Menanggapi umpan balik, Mattel melakukan kelompok fokus pada tahun 1990 yang melibatkan anak-anak dan orangtua Afrika-Amerika, spesialis masa kanak-kanak awal, serta seorang psikolog klinis bernama Darlene Powell Hudson. 

Ini mengarah pada penciptaan cetakan baru, perubahan fitur wajah, warna kulit, tekstur rambut, dan nama. Meskipun bentuk tubuhnya berubah, proporsinya tetap sama agar pakaian dan aksesori bisa dipertukarkan. Pada tahun 2001, perilisan Barbie Oreo School Time Fun menghadapi kritik karena hubungannya dengan istilah merendahkan dalam komunitas Afrika-Amerika. Boneka tersebut akhirnya ditarik oleh Mattel, tetapi kelangkaannya membuatnya dicari oleh kolektor.

Pada tahun 2020, terjadi insiden terbaru yang menyoroti kurangnya keragaman dalam Barbie. Mattel mendapat kecaman yang signifikan di media sosial karena mempromosikan koleksi boneka atlet yang 'inklusif' tanpa mewakili secara jelas komunitas Asia. 

Koleksi ini, sebagai bagian dari merchandise resmi Tokyo 2020, menampilkan boneka-boneka yang mewakili berbagai olahraga, termasuk skateboard dan panjat tebing, namun banyak pengguna yang menunjukkan ketiadaan contoh-contoh Asia yang terlihat. Para kritikus menuduh Mattel rasisme dan mencatat ironi dari kurangnya representasi Asia dalam sebuah koleksi yang merayakan Olimpiade Tokyo. Beberapa bahkan menyarankan agar Mattel merekrut atlet gimnastik Amerika keturunan Asia


Barbie dengan Sindrom Down

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230426095530-277-942109/mattel-luncurkan-barbie-penyandang-down-syndrome
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230426095530-277-942109/mattel-luncurkan-barbie-penyandang-down-syndrome
Dalam perjalanan sejarahnya yang telah berusia 64 tahun, Mattel, perusahaan manufaktur mainan Amerika, menghadirkan sesuatu yang baru dan menarik: boneka Barbie dengan sindrom Down. Pada tanggal 25 April, Mattel merilis boneka Barbie terbaru ini melalui kemitraan dengan National Down Syndrome Society, sebuah organisasi hak asasi manusia yang berdedikasi untuk "semua individu dengan sindrom Down". Boneka ini menjadi tambahan dalam koleksi Barbie Fashionistas, yang telah lama berkomitmen untuk memberikan gambaran kecantikan yang lebih beragam dan mengatasi stigma yang melekat pada berbagai gangguan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun